Sunday, January 31, 2010

Memanage keuangan keluarga

Bismillah...

Beberapa hari ini saya di pusingkan dengan beberapa pengeluaran tak terduga yang direncana *D'oh artinya apa tuh... siap-siap kantong kering deh*
Selalunya ada saja, padahal pertama datang dan masuk ke sebuah mall ( ato toko apa ja ) niatnya cuma beli one thing, loh kok jadi things things lain yang terkumpul.... alamaaaaaaaaaak...

Pernah kepikiran ga, gimana nantinya ketika income anda adalah Rp. 0; alias bergantung sama misua huheuee (lebay) Apa cukup untuk menutup kebutuhan hidup, secara hari gini semua serba pake duit, dan serba selangit harganya. *ZZzzzzzzzzzz*

Barusan ada temen curhat tentang finansial keluarga barunya.. Selamat menempuh hidup baru ya jeng... semoga samara dan barakah (udah 3 bulan lalu seh merriednya heheeh )
Kembali ke topik, Dia ngeluh gini.. "ga tau deh gimana nanti kalo udah punya anak, kalo sekarang aja ga bisa ngatur keuangan dengan benar."

"maksudnya?" kataku
"Sekarang aja masih seatap dan seperiuk sama ortu di akhir bulan udah ga ada sisa gimana nanti kalo udah rumah sendiri plus udah punya anak?"

Hai hai, problema romantika hidup berumahtangga, dimulai dari sini kek na ya... masa hanimun udah kelar sekarang ganti masa mikir "butoh"( baca: kebutuhan)

Ok, pertanyaannya... Berapa orang yang bekerja dalam rumah tangga anda? apakah suami saja ato kedua-duanya?
berapapun ga usah dijawab ya, sekarang anda jumlahkan income, pendapatan ato gaji ato whateverlah namanya...
yuuk belajar matematikanya mulai heueuhee....
pernah seorang pakar ekonomi mengatakan pada saya untuk selalu menerapkan sistem ; 30;30;30;10


30% pertama Kebutuhan papan
30% kedua kebutuhan tranport kalo misal mo cari cicilan angkot juga buleh hahaha
30% ketiga kebutuhan pangan
*catatan ga harus urut seh ^^,)
dan yang 10% jangan lupa sebagai dana cadangan ato tabungan itu wajib ya....



Pusing juga ya... sama diriku juga bingung...





-------

Wahai Penggemar Makan Enak, Awasi Ginjalmu!


— Ginjal merupakan organ yang sangat vital bagi tubuh manusia karena fungsinya sebagai "tempat sampah" yang menyaring dan membersihkan darah.
Bayangkan bila kita tak punya tempat sampah, segala kotoran yang berasal dari makanan dan polusi bisa dipastikan residunya masih bercampur dalam darah. Padahal, darah selalu mengalir tak hentinya ke seluruh tubuh. Tentu sampah ini juga ikut menyebar ke organ-organ vital yang lain.

Selain bertugas sebagai sistem saringan "pembuangan sampah", ginjal juga bermanfaat menjaga keseimbangan cairan tubuh, sebagai produsen hormon yang mengontrol tekanan darah, produsen hormon erythropoietin yang membantu pembuatan sel darah merah untuk menghindari anemia, dan mengaktifkan vitamin D untuk memelihara kesehatan tulang.
Gangguan ginjal bisa dicegah dengan menjalani gaya hidup sehat. Selain itu, kita juga harus rutin melakukan pemeriksaan tekanan darah dan gula darah, minimal tiga bulan sekali. Dengan begitu, gangguan ginjal dapat sedini mungkin dideteksi.

Deteksi secara dini dapat menghindarkan kita dari kerugian yang lebih besar, yaitu tahap gagal ginjal yang memerlukan hemodialisis (cuci darah) atau transplantasi ginjal (renal replacement treatment). Meskipun kualitas hidup si penderita gagal ginjal mungkin tidak menurun, tindakan-tindakan medis di atas cukup memberatkan ekonomi penderita.

Kenali gejalanya!

Gejala gangguan ginjal dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu akut, kronis, dan tanpa gejala (asimtomatis).
  • Yang akut contohnya terlihat bengkak pada mata dan kaki, nyeri pinggang hebat, terasa sakit bila berkemih, kencing hanya sedikit atau disertai darah, dan terdapat kelainan urine, seperti tinggi protein.
  •  Yang kronis menunjukkan gejala lemas, tidak ada tenaga, nafsu makan menurun, mual, muntah, bengkak, kencing berkurang, gatal, sesak napas, pucat, dan anemia. Bila dilakukan uji laboratorium, terdapat kelainan urine, seperti tinggi protein, eritrosit, dan lekosit

    Umumnya, penderita datang bila sudah tampak gejala-gejala di atas.

    Meskipun pengobatan progresif sejak dini bisa mengurangi, bahkan menghentikan, progresivitas penyakit, alangkah baiknya bila gangguan ini justru dihindari agar tak muncul.

    Sekali lagi, kontrol tekanan darah dan pemeriksaan gula darah secara rutin merupakan tindakan yang dianggap paling penting untuk melindungi fungsi ginjal. Ini terutama bagi mereka yang suka makan enak, enggan berolahraga, dan mempunyai riwayat keturunan penyakit ginjal.


    Penyebab gangguan ginjal

    Umumnya lebih diakibatkan oleh gaya hidup yang mengutamakan makan enak, tapi kurang berolahraga. Akibatnya, lemak yang menumpuk menyebabkan penyakit diabetes melitus (DM), hipertensi, dan kolesterol tinggi.

    Sebagai contoh, gula yang tinggi dalam darah (pada penderita DM) akan bereaksi dengan protein sehingga mengubah struktur dan fungsi sel, termasuk membran basal glomerulus. Akibatnya, penghalang protein rusak dan terjadi kebocoran protein ke urine (albuminuria).

    Hal ini berpengaruh buruk pada ginjal. Bila ginjal terganggu, fungsi ekskresi, filtrasi, dan hormonal ginjal terganggu juga. Akibatnya, pengeluaran zat-zat racun lewat urine terhambat. Zat racun jadi tertimbun di tubuh. Pada akhirnya, tubuh membengkak dan timbul risiko kematian.

    Berikut beberapa penyebab penyakit ginjal:


    1. Penyakit umum/sistemik, seperti kencing manis atau disebut juga diabetes melitus, hipertensi, dislipidemia (tinggi kolesterol dalam darah), penyakit lupus dan penyakit kekebalan tubuh lain, serta asam urat tinggi (gout).
    2. Infeksi di tubuh, seperti pada organ paru (TBC), sifilis, malaria, dan hepatitis.
    3. Preeklampsia atau tekanan darah tinggi yang muncul pada masa kehamilan.
    4. Pengaruh obat-obatan.
    5. Kehilangan cairan banyak secara mendadak, seperti muntaber dan perdarahan.
    6. Luka bakar.
    7. Penyakit pada ginjal itu sendiri, seperti infeksi pada saringan (glomerulus), kista pada ginjal, kanker pada ginjal, dan penyempitan pada ginjal atau tumor.
    8. Turunan/herediter.

    Pencegahan penyakit ginjal

    1. Jika Anda termasuk individu yang berisiko sakit ginjal karena menderita DM, obesitas, hipertensi, kolesterol tinggi, dan berpenyakit ginjal turunan, jalani hidup sehat dengan mengikuti anjuran dokter. Periksakan diri secara rutin ke dokter dan lab untuk memeriksa tekanan darah dan kontrol gula darah. Pahami gejala-gejala sakit ginjal, seperti buang air kecil terganggu, nyeri pinggang, dan bengkak pada mata.
    2. Jika Anda termasuk individu tanpa risiko, jalani hidup sehat sambil memahami gejala-gejala sakit ginjal, seperti buang air kecil terganggu, nyeri pinggang, dan bengkak pada mata. Lakukan periksa gula darah setidaknya setahun sekali.
    3. Jika Anda sudah memiliki gangguan ginjal, dokter akan melakukan tindakan-tindakan yang dapat mengurangi semakin menurunnya fungsi ginjal, seperti pemberian obat-obatan, menjalani saran untuk hidup sehat, dan kontrol ke dokter secara periodik. (Santi Hartono)


    Narasumber Ahli:
    Dr Toga A Simatupang, SpPD (Nefrologis), Konsultan Ginjal dan Hipertensi
    RS Siloam Graha Medika, Kebon Jeruk, Jakarta

Monday, January 11, 2010

Calon istri seorang lelaki

dari millis tetangga sebelah..


Seorang teman pernah mengatakan, kriteria calon isterinya: shalihah, cerdas, kaya dan cantik. Sebuah hadist juga mengemukakan, seorang perempuan dipinang karena kecantikannya, hartanya dan keturunannya. Tapi pinanglah perempuan karena keshalihannya. Itu yang utama. 

Saya sepakat dengan hadist tersebut. Perempuan yang shalihah, insya Allah cerdas. Ketika seorang perempuan cerdas, harta bisa dicari. Bila harta sudah di tangan, kecantikan bisa dibeli. Pilih satu, dapat tiga.

Namun, bila kita tinjau ulang, pemikiran akan kriteria calon isteri tersebut cenderung egois. Tidak memandang dari banyak sisi. Hanya memandang pernikahan dari segi manfaat untuk diri sendiri. Tidak untuk keluarga, sahabat dan lingkungan sekitar. Padahal menikah adalah penyatuan dua organisasi besar; keluarga, membentuk organisasi baru. Banyak pihak yang bisa terpengaruh dan mempengaruhi pra dan pasca pernikahan.

Jika kita berkaca, mengevaluasi. Melihat, mencari kelebihan dan kekurangan diri. Niscaya kita akan menemukan berbagai fakta; kita juga punya banyak kekurangan. Lalu, pantaskan bersibuk ria dengan segala macam kriteria? Sedang diri sendiri mungkin tak bisa memenuhi segala kriteria impian oleh calon pasangan. Seseorang berharap mendapat perempuan shalihah, namun apakah dia cukup shalih untuk berdampingan dengan perempuan shalihah. Ia ingin perempuan cerdas, tapi apakah ia cukup cerdas untuk mengimbangi kecerdasannya? Ia ingin perempuan berharta, tapi seberapa banyak harta yang dapat dia berikan, untuk ‘membeli’ sang calon dari ayah-bundanya. Dan ketika ia ingin perempuan cantik, apakah ia sendiri cukup gagah, tidak jomplang, saat bersisian dengannya? Tidakkah keinginan si lelaki terlalu berlebih?

Dari kisah cinta para Nabi, sahabat dan para syuhada, ada sejumlah fakta: tangan Allah selalu bermain. Kisah cinta Muhammad-Khadijah, Yusuf-Zulaikha hanyalah sebagian kecil contoh. Keikhlasan menggenapkan separuh agama pasti akan mendapat anugerah luar biasa; seorang isteri penghuni taman surga. Segala hambatan pernikahan hanyut karena ibadah yang khusu, penghambaan yang sangat padaNya. Manusia hanya berusaha, hasilnya terserah pada Yang Kuasa.

Hendaknya seorang lelaki berusaha melihat dari banyak sisi, ketika datang seorang calon isteri padanya. Segala identitas standar bukan pertimbangan utama. Serahkan saja padaNya. Meminta petunjuk lewat shalat istikharah. Apakah perempuan itu orang yang tepat? Apakah si calon pasangan dunia akhirat? Hanya Allah yang tahu, kan?

Lelaki manapun bisa saja berharap: Semoga calon isteri yang datang padaku adalah perempuan shalihah. Bila belum shalihah, haruslah dia mengajak, meningkatkan pemahaman agama, terus memperbaiki diri. Menghiasi rumah tangga dengan amalan wajib dan sunnah. Menggapai sakinah. Semoga perempuan yang datang padaku cerdas. 
Jika belum cerdas, mestilah dia yang mengajar dan belajar dari pasangannya. 
Mencari ilmu baru, terutama ilmu rumah tangga.

Tentang harta, boleh saja meminta: datangkanlah padaku calon isteri yang berharta. Tetapi ingatlah, harta adalah cobaan, tak banyak orang yang bisa tetap rendah hati, menunduk-nunduk ketika punya harta. Lagipula harta gampang dicari. 

Soal kecantikan, wajar lelaki normal ingin mendapatkan isteri cantik. Tetapi bukan hanya cantik lahir, batinnya juga harus cantik. 
Yang menjadi pertanyaan, standar apakah yang akan digunakan untuk menilai seorang perempuan cantik. Standar dunia atau standar surga? 
Standar dunia menekankan kecantikan maya. Mengandalkan costmetik. 
Kecantikan abadi, keindahan hingga akhir hayat dan di akhirat kelak, itulah yang seharusnya dicari. Terserah cantik atau tidak kata dunia, yang penting isteri bisa selalu menarik di mata, di hati. Menjadi telaga sejuk, pohon teduh di terik siang. Standar cantik ini sifatnya personal. Orang lain memandang biasa, tapi luar biasa menurut sang suami.

Perempuan manapun yang datang pada seorang lelaki, sudah sepatutnya ia melepas kacamata kekinian. Menggunakan kacamata masa depan dan kacamata banyak orang untuk menilai. Mungkin banyak keindahan calon pasangan yang sengaja disimpan olehNya. Allah ingin mengujinya, apakah dia cukup shaleh, cukup ikhlas, cukup bersabar untuk mendapatkan pasangan sejati.

Pasti ada keraguan saat menimbang. Maka dari itulah perlunya mengetuk nurani sahabat, saudara, kakak, orang tua, mereka yang lebih berpengalaman. Calon suami dapat bertanya, apakah perempuan begini akan begini-begini? Ia bisa minta tepukan tangan di pundak, pelukan, dan untaian mutiara. Agar sang lelaki yakin, mantap. Semoga setelah itu, dia betul-betul siap, menggenapkan separuh agama, mengapai sakinah. Memberatkan bumi dengan generasi yang menjunjung tinggi kalimat La Illa Ha Illallah.





Thursday, January 7, 2010

(In Memorial) Mama, Bolehkah aku menikah


Bismillah...



Lembut angin berbisik lirih dalam tiap sentuhan mengantar sepi aroma senja, bermandikan rona keemasan. Membatu aku pada sebuah pesona.

“Kau benar-benar membawa pesona .” hati ini coba merayu, dalam tiap senyum kecut sebuah kekalahan.

Menatap hamparan luas lautan, ingin rasanya ikut bergelayut bersama mereka, burung –burung menari diatasnya menyanyikan lagu rindu pada sesama, sedang aku? Kemana ku alamatkan rasa ini.

“Tak bisakah kau ambil liburan barang seminggu, Nduk?”

“Lah, ada apa toh Bu. Sajake kok maksa banget.”

Isi SMS semalam buatku bercabang. Ada apa?

16 july, 30 tahun lalu bapak dan ibu menikah. Ah, seperti tahun-tahun kemarin biasanya aku ada bersama mereka, bersama saudara lainnya adakan syukuran kecil. Tapi, kali ini tak satupun dari anak-anak ibu ada bersamanya. “Maafkan, Bu.

“Mba, Ibu nelpon nyuruh pulang ga?”

“enggak, tadi aku telpon juga ga bilang apa-apa. Memang ada apa?”

“Ga pa pa nanya aja.”

Saudara perempuanku dibelahan sana tak di pinta pulang, kenapa harus aku? Ah, masih ku nikmati senja disini. Habiskan sentuhannya yang hanya beberapa menit .

Tak pedulikan sekelilingku, tak juga pedulikan lagi ada apa dengan diriku. Aku hanya ingin menatap dan bercumbu dengan senja ini. Itu saja. Ah, senja...

Diantara kekosongannya, aku menghadirkan sosok dia sekali lagi. Dia yang selama ini hidup dalam duniaku.

Seandainya dia ada di sini betapa indahnya senja kali ini.

Tapi, dimanakah dia?

Sungguh aku merasa getaran itu ada, rasa itu hidup dalam tiap detak jantung dan napas ini. Mengalir indah bersama urat nadi dalam tiap alirannya. Inikah jatuh cinta?

“Gila!!! Mana ada jatuh cinta macam kamu ini? Enggak normal namanya.” Dina teman kantorku kaget mendengar pengakuanku tentang sosok dia.

“Tapi sungguh Din, aku belum pernah merasakan ini sebelumnya.”

Dina hanya menggelengkan kepala aneh mendengar ceritaku, apakah ini aneh? Kenapa? Bukankah cinta tak bisa diukur dari berapa lama waktu engkau mengenalnya?

“Kau belum mengenal betul siapa dia, bagaimana kau mencintainya?”

“Bagaimana aku tidak mencintainya, dialah sosok yang bisa membuatku tertawa, membuatku tahu betapa aku sangat menjadi berarti dalam kehidupan kali ini.” Membantah, aku mecoba melakukan perlawanan dari pertentangan yang perasaanku katakan pada mereka.

Biarlah mereka menertawakan sikapku, asal aku menikmatinya karena dengan demikian aku merasa aku menjadi ada. Itu sudah merupakan cukup bagiku untuk kehidupan yang pernah koma ini.

Biarkan mereka mengatakan bahwa aku terkena candu dalam dunia hayalku, tapi rasa ini benar-benar ada. Dan aku merasakannya. Kalian tak kan pernah tahu itu.

<><><>

Senja perlahan melambaikan tangan menyuruhku kembali lanjutkan perjalanan yang semakin gamang.

Inikah kehidupan atau hanya rekayasa dari sebuah hidup.Seandainya aku bisa menulis kehidupan seenak hatiku, aku tak ingin menulis yang seperti ini, alur ini terlalu indah untuk dijadikan badut bahan perbincangan telinga lalu.

Menikah, mencintai... haruskah dengan persetujuan dari masyarakat, lalu bagaimana dengan aku?

“Nduk, kamu sudah punya pilihan hati belum?”

“maksud ibu?”

“Kamu masih merindukan ketua OSIS itu?”

Ah, ibu memang paling mengerti aku. Seperti ketika aku menanyakan untuk menikah ketika berusia 15 tahun, lucu mengingatnya. Ingin tertawa sejenak. Tapi, kali ini bukan karena ketua OSIS cerita masa kanak-kanak itu.

Di depan sana deburan ombak perlahan mengantar kepergian senja tapi aku tak juga bergerak dari tempatku berdiri. Ada satu perasaan tak ingin berbalik hanya demi mengikuti arus yang makin samar tujuannya.

“Dia itu anak baik-baik, sudah mapan, ibu juga kenal sama orangtuanya, keluarganya baik sama ibu. Kamu tinggal bilang iya atau tidak saja.”

“Ohm... Tapi, aku tak pernah mengenalnya. Bicara saja belum pernah bagaimana aku mengiyakan, Bu?”

“percayalah sama ibu dan bapak.” Suara ibu masih terngiang jelas di otakku.

Percayalah...

Percaya...

“De', percayalah aku pasti akan temui orangtuamu secepatnya.” Aku teringat kembali kalimat ketika seseorang memberi sebuah keyakinan padaku.

Kenapa kalimat itu harus sering menyentuh telingaku. Aku mencintai orang selalu bersamaku dalam tiap tangis dan tawaku, Tiap hari dalam duniaku. Sedang dalam dunia nyataku, ibu menawarkan aku sosok yang sama-sama belum pernah ku temui dalam maya sekalipun.

Ingin aku bilang tidak pada ibu, tapi apa aku percaya pada dia yang aku sendiri tak tahu siapa nama sebenarnya, dimana dia, bagaimana dia?

Ingin aku bilang iya pada ibu, tapi bagaimana dengan perasaan dan hati ini.

Salahkah aku menaruh hati?

“Nduk, bapak ibu semakin Udzur sudah tak punya waktu banyak untuk menatapmu tersenyum dan menampungmu dalam diam.” Lagi-lagi suara ibu terngiang seolah beliau berada diujung senja sana mengawasiku.

Hmmm.... Ku rapatkan jaket tipisku dari sentuhan halus angn yang mencoba mencandaiku, kembali setelah senja benar-benar pergi tinggalkan seorang aku disini. Jika senja saja mampu tersenyum lega dari waktunya yang sedikit, kenapa aku tidak?

Semua adalah pilihan. Aku akan menelpon ibu secepatnya.

Dan kamu, wahai calon suamiku, siapapun dirimu, dimanapun kau berada aku masih disini menunggumu, menanti tangan Tuhan menggerakkan hatimu untuk menjemputku dengan caraNya.

Maghrib memanggilku dengan senyum manisnya, semanis senyumku pada dia disana, ah... Siapakah namamu?

___________The End___________

1Sajake ( bahasa jawa ) = Sepertinya

2 Nduk (bahasa jawa ) = sebutan untuk anak perempuan


[ Ta, July 1608 ]




Wednesday, January 6, 2010

'Tell me the Truth' is Liar

Bismillah...


What's on your mind? deretan kalimat ini yang pertama nampak tiap kali aku buka sebuah web social community tersebut.

Lagi-lagi aku harus membentur kepala ini untuk mengetahui apa yang ada dalam isi kepalaku, darah darah darah dan darah... owh scary blood.....

...... tingkat tinggi...... Hot!!

kepuran-puraan itu ternyata ada dimana-mana. Sesaat ingat tentang kepercayaan yang my mum isyaratkan padaku.

'Oh, saya lupa lagi penerapannya.'

Susah, sulit sekali untuk sekedar meletakkan kepercayaan. Semua serasa menanam biji di tengah gurun pasir. bagaimana mungkin?

hanya keajaiban yang membuatnya tumbuh seperti ketika kaki ismail mengais kemudian muncullah air dari arahnya. Pertanyaannya akan ada seberapa banyak keajaiban yang akan timbul di dunia ini?

Kehadiran seorang teman yang tiba-tiba menjadi musuh, menjadi pasangan, kemudian teman lagi, siapa pula yang bisa menjamin kepercayaan diantara mereka.
Apa pula persepsi dari percaya itu sendiri, bagaimana aku percaya pada mereka kalo aku saja kadang sulit untuk mempercayai diri sendiri.

Ada satu bait dimana aku harus mengurangi rasa percayaku. Ah ajarkan ku tuk menyusun kata itu lagi, bisa ga?


'You're never told me the truth coz you're never was trust me'

bul@#$%^&


Dari kemarin lalu aku masih mengeja kemana kepercayaan aku labuhkan, lalu apa yang ku lakukan selama ini?
apakah itu berarti kepercayaan telah aku persembahkan? percayakah aku pada mereka, ato sebaliknya mereka tak pernah percaya padaku.

Closer closer... looking for new job... ganbatte... nduk... entuk ga entuk asal iso mantuk ^^,)

Monday, January 4, 2010

Membereskan Hati

Bismillah....




Hah, lari sana lari sini... *jogging ya ^^,* Bukan ding bongkar sana bongkar sini sih iya... Huffffff melelahkan, tapi asyik.

Asyiknya nemu banyak buku-buku lama yang udah lupa kapan terakhir buka dan baca, apalagi beli >,<> ( yup, i feel younger maaaak... :P

satu persatu mulai ku baca dan God, bahkan aku sudahpun lupa siapa pengirimnya, lebih parah lagi aku tak ingat kapan terakhir kali menerima surat cinta, dan kira-kira kapan lagi aku akan menerimanya sekali lagi hehee...

jadi ngerasa pengin muda lagi. Hush hush... Come on wake up gurl... stopped ur stupid thinking, if you're not want to wasting time any more, more and more... udah hampir gelap tapi kamar anda masih berantakan***

Jadi pengin tahu kabar teman lama teman masa kecil, dimana mereka kini ya... Masihkah satu diantara pengirim surat ini ada yang masih ingat diriku? tiba-tiba pengin melihat senyum polos mereka, ah bisa jadi mereka yang sekarang tak lagi mereka yang dulu, senyum polos itu mungkin juga akan berubah menjadi kerutan-kerutan kecil bersama tanggung jawab dipundak mereka masing-masing. But, what am i doing here? now? im still with my self dan my selfish.

Benar, mereka yang dulu masih anak-anak kini telah punya anak. Kadang aku suka usil dengan berpikiran mungkin anakku juga akan sebesar itu kalau aku nikah sama dia ya... hehhe...

kehidupan yang simple, tidak neko-neko. kalau mereka saja bisa bahagia dengan kehidupan seperti itu, kenapa aku tidak? Apa yang masih ingin aku cari, pada siapa, untuk apa, dan mengapa.

Sampai pada pertanyaan ini aku males mikir, yang aku rasakan adalah sampah dikamar ini mulai membanjir, pengap serta banyaknya benda asing dari langit-langit atap rumah tiap hari berjatuhan, tak bisa kubayangkan seandainya sebulan tak ku sapu kamar ini, bisa-bisa gudang sampah pindah ke kamarku, hehehee...

Berapa tahun tak ku buka lemari ini, aku sendiri lupa apa saja yang pernah aku simpan didalamnya.

"lagi ngopo kowe, nduk?" Suara ibu mengagetkan ku tiba-tiba muncul di pintu kamar, sambil ngintip.
"Ini kotor kabeh, isi lemarine."
"Iku yo barang-barangmu kabeh ngono kok, buangen wae nak wis ga kanggo."

Yup... buang saja... :)
Sisakan yang perlu saja yo... hueuee...

@#$%^&*

1 hour later...

Beres... Sambil senyum-senyum gila aku buka tumpukan 4 buah buku tebal yang aku sisihkan... habisnya yang lainnya buku bahasa asing dengan tulisan aneh, ah... bagaimana mungkin membaca saja aku sulit hahahahhaha * lupa deh, ga ingat sehuruf pun*

Kira-kira dimana ya yang ada masih buka kursus bahasa korea lagi heueuheee.... eotteohge jinaeseyo.... apa kabar ya... heuueee tau ah gelap...

Hmmm, malam ini 4 buku tebal sedang menungguku...
ah... masa lalu its so sweet... or... ??

"Hmmm, If only you could see..."




Closer closer...........

Sunday, January 3, 2010

Hidup dan kehidupan

Bismillah...

Pagi yang cerah untuk jiwa yang sepi. lagi lagi kalimat ini yang tereja.
sebuah pagi bising, dari kemarin ada tetangga punya hajatan.. walimatul ursy... sekarang bunyi nasyid dari speaker langit udah mulai bergema.
sempat nanya sama bapak, emang walimahan di bulan muharram itu baik ya?
smua bulan kan baik, emang kenapa?, jawab bapak.
oh gitu ya.. aku masih manggut2 gag jelas sambil senyum2 ke arah bapak.
'bapak kok nampak makin hari makin muda saja ya?'
'aku kan orangnya sante' jawb bapak dengan santenya.
ketika itu kami sedang duduk diruang tamu, tiba2 ibu datang gabung deh..
'Pas muda dulu bapakmu malah keliatan tua dan kempot loh' kata ibu.
'dulu ne kurus yo bu?'
'hehehe' eh bapak ketawa.
'ibumu itu juga dulu kurus tp rapi, apalagi kalo dandani kamu ma mbak yu mu.. ' lanjut bapak.
'kecilku nakal ga bu.' tanyaku
'kamu inget ga pas kecil pernah marah sama aku, ga boleh pulang ke rumah.' kata bapak.
'hah, kapan yo'
'pas itu ada hujan angin gedhe, bapakmu ga bisa pulang dari kerja kemudian bermalam dirumah teman. tp sampe rumah didpn pintu kowe nesu nesu jare bapakmu nang mbok enom ra usah balik pisan' cerita ibu disambut tawa kami bertiga.
'emang bapak ga pernah selingkuh?' tanyaku sambil nyengir.
'selingkuh pie. orang2 pada takut sama ibumu'
'loh ya jangan bilang ibu hahaha' candaku sambil melihat ke arah ibu.
'ora ono sing gelem karo aku.' jawab bapak diiringi tawanya.
'slama ini bapak ga pernah mikir lirik perempuan lain ya, jadi cuma ibu seorang selama ini, trus ibu juga?'
'akeh ding sing godai bapakmu, tapi mbuh kuwi kok yo ga tergoda.' bela ibu kemudian.
'bener gitu, pak? berarti ibu wanita yang beruntung didunia ini ya dapat suami kek bapak. ato karena kita hidup dikampung hingga tak punya pikiran aneh2 kali ya..'
dari belakang ibu menyahut, 'ah ga juga, kanan kiri kita juga ada yg kawin cerai ada juga yg sering selingkuh.'
'trus ibu pernah kepikiran ga, diluar sana bapak tuh bakal tepe tepe ato goda2 daun muda' serangku sambil ngikutin ibu ke belakang yang lagi bikin tuk bapak.
'asal jangan seperti air teh dan gula ini. sebanyak apapun kau taruh gula dlm air ini, dia akan larut. begitu juga antara percy dan curiga.' jawab ibu yang tumben berfilsof. tapi ga mudeng ada apa dg gula dan air teh.
'udah ya bu, kok ga di icipi. ntar kurang manis loh.'
'inilah gunanya insting. untuk percaya ga perlu adanya percobaan.' aku masih bengong mendngar jawab ibu sambil membawa secangkir teh hangat tuk bapak.
'insting... gula dan teh... hmm pas ga tawar ga manis banget...' aku bergumam sambil meminum sisa bikinan ibu tadi.
'bu kebanyakan gula tuh, awas kencing manis hehe' teriak ku dari belakang sambil lari ke kamar mandi, mandi kembang ah hahaha
'kalo itu baru ibu ga percy!

ah, ada benarnya juga ya.. untuk percaya kita ga perlu pake uji coba. makasi pak bu, aku tahu gimana selanjutnya.

kadang semakin hari ada banyak sesuatu yg baru aku dapati dari kedua ortuku. hidup pas pasan bukan halangan untuk menjdi bahagia. hidup susah bukan alasan untuk menangis dan meratapinya.
30 tahun lebih dalam pernikahan beliau belum pernah ku dengar keluh ibu kecuali keluhan karena bandelnya anak anak mereka. slama ini pula aku tak pernah melihat bapak putus asa dalam menghidupi kami, diantara panas dan hujan apa sih yg belum pernah beliau temui. tapi sedikitpun tak pernah ada keluh bapak tentang hidupnya. bapak benar2 ikhlas demi keluarga ini. menerima dengan sepenuh hati atas semua pemberianNya. padahal ibu ga cantik cantik amat juga bukan dari keluarga mapan.Lalu apa yang membuat bapak rela habiskan seluruh hidupnya untuk dan bersama ibu?
perlahan pertanyaan ini hadir tiap kali aku lihat keduanya duduk didepan rumah kala sore hari.


Ternyata tak ada alasan bagiku tuk malu punya orangtua seperti beliau. bahkan akan sangat memalukan sekali bila rasa itu ada.

Bapak ku adalah hero ku. ibu ku adalah... angel tak bersayap itu.

....

Saturday, January 2, 2010

Wishing, praying... ~_~

Bismillah...


Kata pak ustadz jodoh itu rizqi.
maka kalo mo berdoa minta jodoh, pakai aja password itu hehe


"Ya Allah mudahkanlah rizqi hamba..."

so, dg demikian Allah tahu kalo kalian sedang minta dimudahkan jodohnya.Tunggu apalagi berdoa gih.. jangan lupa persiapkan diri untuk menjemput dan dijemput.



Ya Allah, jika memang dia baik untuk hamba dan agama hamba maka jodohkanlah kami,
Tapi jika tidak jadikanlah dan ubahlah untuk menjadi kebaikan bagi agama dan diri kami lalu jodohkanlah kami... amien ~hiks maksa ieh~



2010... must be hahahaha Bismillah... closer closer...

Friday, January 1, 2010

Stupid Things


Bismillah...

Well, happy new year with new hope, new heart, new face, new life, new place, new case, new home, new car, new husband, new boyfriend, new...... .... ups stop stop... Is it really new years of the meaning??

I felt confused. A thousand things fight of me tanpa basa basi. Its perfect!!! D'oh!

Back to point. New year...

Ketika semua orang mengajukan sebuah harapan, membuat sebuah resolusi ( baru ) katanya.

Then apa sih resolusi kamu di 2010 ini??? "!@#$%^&* ( blank)"

Nikah yuuuuuk !@#$%^&*( Loh ga boleh apa, kata pak RT kalo udah 17+ boleh kok hehehee ( Baru kemarin dapet KTP eauy... hah???????? stop it, dun screaming ah.

Nope, its not final resolution that i have. Coz, My Allah arranged for me. The special one and the one only, Amien. Did u believe it? yes, i am.

So, silakan lanjutkan iseng-iseng berhadiah itu pada yang lain.

*********************

Sesaat ingat cerita seorang sahabat. "Tuhan, aku pengin Nikah" Itu kalimat pertama yang aku dengar dari ceritanya.

Yup, aku ngerti maksudnya. karena aku juga pernah minta itu padaNya.

"pernah taaruf?"

"Kurang pasti"

"Lalu apa yang kalian lakukan, Apa yang dibicarakan?"

"Ya.. apa aja, setelah kita mengetahui bagaimana sikap, sifat dan agamanya, diluar itu tentunya ada keinginan untuk tahu lebih banyak tentang misalnya apa kesukaan masing2, kriteria pernikahan yang bagaimana yang masing2 inginkan, tentunya masih dalam batas kewajaran."

"Wajar, kewajaran. Sehari 24 jam, apakah itu wajar, saudaraku?"

Deg....

-----Another session-------

beruntunglah dia ( pikirku saat itu ) ada seorang teman yang tiap hari memberinya support, sehingga perlahan dia tak lagi ingat apa yang sedang menimpa pada dirinya. Kedatangannya temannya benar-benar telah membuat satu keajaiban.
Mendengar itu aku turut senang. Tapi ku lihat ada nada perih dibalik senyum tipisnya.

Ku tanya kenapa, dia hanya tersenyum. Menarik napas sesaat. kemudian berkata, "Aku takut kejadian serupa terulang lagi."

Aku mengerti maksudnya. akupun hanya diam mendengarkan dia bicara dengan nada setengah-setengah.


"Aku beruntung punya teman sepertinya, im proud of him. Aku tak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya tanpa kehadiran sosok itu. Meski pada kenyataanya dia hanya dapat memberiku sebuah support serta memaksaku untuk tertawa dengan segala lelucon yang dia buat, meski sungguh sebenarnya sangat tidak lucu bagiku. Tapi im appreciated.
Sehari 24 jam, dia selalu ada.
Di tengah down dan ancurnya aku saat itu, ada satu cahaya meski aku benci dengan segala yang berbau cahaya. Aku ingin ditempat gelap saja dimana tak ada satu manusiapun yang bisa temukan aku.
Sahabatku, sekarang aku benar-benar seorang diri. hanya engkau yang masih mendengarkan suaraku." Tanpa sadarku airmata ini jatuh dalam pelukannya. Selama ini aku iri pada kehidupannya, aku merasa dia perempuan yang dilahirkan dengan segala keberuntungan. Benar dia adalah kuat, dia sosok yang sangat beruntung, tapi kenyataannya hari itu dia nampakkan padaku sisi lemahnya. Semakin erat ku peluk dia sambil terus dia melanjutkan cerita.

"Kamu tahu sahabat, aku takut kan terjebak dalam perangkap yang sama sekali lagi. Aku sudah tak punya apa-apa lagi bahkan masa depanpun telah aku hancurkan dengan tanganku sendiri. Aku tak lagi berani menatap apa yang namanya harapan, aku takut bermimpi. padahal aku adalah sosok pemimpi. Lagipun apa yang bisa aku banggakan dari seorang aku sekarang?"

"Kau masih punya aku, sahabatmu." jawabku memastikan.

"Entahlah, semakin lama ketakutan ini semakin merayap menyusuri tiap celah lubang hati. Kehadiran sosok yang bernama sahabat membuatku merasa ketergantungan. Memaksaku untuk bersikap possesif. Kamu tahu kan tiap orang punya kehidupannya masing-masing, begitu juga kamu begitu juga dia. Ia tak selamanya akan ada untukku begitupun engkau. Ia punya lingkungan yang luas, sahabat yang tak terhitung oleh jari, serta pandangan yang slalu open minded. Tapi aku... lingkunganku hanya persegi empat tembok kecil ini. Aku takut semakin lama ada penyakit hati pada dirinya serta diriku sekali lagi. Padahal belum tentu ini adalah benar, padahal bisa jadi ini hanyalah suara syaitan dalam ruang sepi. Aku ingin bangun dari semua ini, aku tak ingin membuat sakit yang sama, aku tak ingin berbuat dosa yang serupa, dosa ini terlalu banyak tak ingin ku tambah lagi dengan cara seperti ini.. Demi kebaikan bersama. meski sebenarnya ini hanyalah dalih untuk menyelamatkan diriku sendiri.
Apalagi kemarin aku mendengar dia bicara tentang taaruf. Bukan padaku, karena dia tak pernah tawarkan apapun untukku. Taaruf terlalu bersih bila harus dilakukan dengan cara seperti ini padaku. Aku lebih tahu siapa dan bagaimana aku, aku tak ingin membangun sebuah fitnah baru dari sebuah persahabatan..."
Ku tatap matanya dalam-dalam, jernih... tak ada satu tetes air pun membasahi pipinya. Mata itu mengingatkan aku pada seseorang, ya seseorang yang sangat aku kenal.

Senja semakin menepi meninggalkan kami, kini hanya bising kipas angin yang sesekali mengiyakan serta menggelitik kami dalam sebuah tawa sekali lagi.


hadir dalam tanyaku, apa yang sebenarnya terjadi. apa yang membuat dia bersedih kali ini. Bukankah dukanya telah berlalu di 2009 kemarin. masih kah ia sisakan luka itu di hari ini? Semakin aku tak bisa menangkap semua ceritanya. Aku benar-benar dungu saat ini, kecamlah aku, pukullah aku. aku benar-benar tak mengerti.

Tiba-tiba ada suara aneh dari perutku yang mulai nagih pajak.