Thursday, February 27, 2014

[ Perempuan ] Life After Married


Entah sudah berapa lama tangan ini tak lagi mencoba menulis atau sekedar curcol bahkan mungkin bisa dikatakan semacam memintanpengakuan lebih bahwa saya adalah orang yang suka menulis. Yesss!!!!

Suka atau tidak lanjutkan nulis yaa :$igh

Dulu ketika saya masih gadis paling suka dan sangat usil untuk komentar tentang something yang menurut mata setengah bulat saya aneh. Aneh yang dimaksud dalam kacamata kuda saya loh yaaa....

Perempuan bekerja, rapi, sedikit modis, wangi, dan "agak" jutek.

Itulah saya dulu, jadi saya akan selalu dan pasti tak pernah habis pikir apabila melihat perempuan yang lalulalang dengan lemak nimbun dimana2, jempol kaki hitam dengan nuansa bersisik kering pertanda tak pernah tersentuh lotion. Wajah menebal dengan ditaburibplek hitam disana sini, bibir membiru pecah kering, rambut beterbangan online kemana2 dan (maaf) kusut acak acakan serta pakean setengah pudar warnanya, dan keteknya bau  itu yang pernah ku jumpai saat naik angkot waktu itu. Kemudian mencernalah otak dengan sebuah pertanyaaan, beginikah realita "Life After Married?"  Seperti apakah suaminya yng tega merenggut dan membiarkan aura kewanitaannya hilang? Betahkah suaminya duduk berlama2 seperti saat awal2 pernikahan?

Pertanyaan itu selalu menghantuiku ketika dihadapkan dengan kondisi wanita cantik yang berubah jadi Superhero.

Mengenaskan.

Pernah satu masa seorang teman baru punya 1 anak bilang, "kok sepertinya aku tidak secantik dulu ya...." Saya tahu itu suara hatinya yang dibungkus dalam bentuk canda.

Kemudian seorang teman satunya lagi menjawab, " Ga apalah udah laku ini pun."

Jlebbbbbb mendengar pernyataan itu telinga ini rasanya aneh. Kok bisa ya mereka melahirkan jawaban yg menurut saya tidak bertanggungjawab bahkan pada dirinya sendiri. Nangis dalam hati waktu itu mendengarnya. Nggak rela!!!!!

Bertahun2 kemudian, tibalah masa dimana saya menjadi seorang perempuan berstatus istri yang selalu dirumah punya suami serta seorang anak. :-)

Mungkin ada yang bertanya bagaimana kondisi saya sekarang? Apakah sama dengan nasib perempuan hero yang ditemuinya dalam angkot ketika masih gadis dulu?

Yang pasti menjadi perempuan itu entah masih gadis belum laku ataupun emak2 yang udah laku abadikanlah kecantikan itu at least supaya diri sendiri bangga suami juga senang melihatnya. Alih2 lbh cantik dari masa sebelum merried, bonus double kan?

Usia bukan tolok ukur untuk menjadi cantik rapi dan wangi, apalagi gelar emak2 bau bawang hiks.... Jangan deh.

Btw, cantik itu butuh modal lady's :-)

Kadang saya juga sempet ga rela ketika jalan dengan saudara perempuan saya, kmudian dibilang yang bahwa saya kakaknya.  Nangis guling guling sampe rumah.

Dalam hati mungkin diri ini memang benar telah berubah menjdi  perempuan superhero seperti perempuan dalam angkot itu.
Benarkah ini jawaban life after merried?

Nyatanya itu tidak terjadi pada saudara perempuanku. Dia tetep wangi bahkan lebih cantik dari sebelum menikah.



Women.Life.Beauty.Family



How 'bout you lady's?

:-) :-) :-) :-) :-) :-)  peace