Tuesday, December 29, 2009

Something Today ~thinking of life~

Bismillah...

pengin rasanya sekedar teriak jika itu bisa selesaikan semua. pengin juga nangis hingga nangis darah kalau itu adalah jawaban. apapun itu i do.

fine, that's not final solution. i just need to be strong as like kuku bima hahahaha dalam cerita wayang, or whoever icon2 hero that i see on cerita2 itu. i felt bored, you know! my little room wasnt give me more comfort already.

Here all things.. everything, anything and the other things was changed. Include... i am. stop itfor ur nodding and don't ask me with all crazy question that you have. im tired. enough! ... agh... what have i said... mbuh ah! berasa... tak ada rasa lagi. "needing shoulders any way"

what did you think about life...?

if somebody ask me i wanna answer life is a dream, guys. yup... whats wrong? its choice, isn't it?

napa? ga terima? tau deh ngoceh apaan.

capek juga marah2 ya... nulis pake hp sambil masih pakai mukena nunggu isya.. masya Allah nyamuk ga mau kalah.
Enak ga sih jadi nyamuk... tiba2 kepikran ngeri jg. eh ternyata nyamuk itu pemberani. demi setitik darah eh makanan nyawa taruhannya loh. buktinya entah aku telah berapa banyak nyamuk mati syahid ditanganku. ah semoga engkau tenang di alam sana. ada yg nangisi kematianya ga ya...

Kematian.. jika aku meninggal nanti bukti apa yang ku tinggalkan di dunia bahwa aku pernah ada sedang hidup ku tak pernah beri arti apapun tuk dunia.
lalu apa pula bekal yang ku bawa tuk menghdapNya.Tiba2 jadi takut mati. tapi manfaat apa yang kau beri pada dunia ketika kau hidup?
huaa stop stop dont ask the same question repeat and repeat.

ada sms masuk, halo, sehat aja kah? ingin rasanya ku jawab udah mati. weks, kan barusan bilang takut mati. so ga jadi dh. jawbnya alhamdulilah masih bernapas (ugh, jawaban sadiz)

Adzan isya mulai bersahutan dari satu musholla ke musholla lain bahkan muadzin masjid pun terdengar sampai pojok litle room jelekku. but im still stuck on. atribut sholat maghrib yang harusnya alquran ditangan berubah jadi omelan ga jelas gene. mumpung pengin kataku. lah daripada marah2 ga jelas sama orang kan kasian juga.

Then... isya an dulu ah...
kata pak guru asholatu ala waktiha... gitu bukanya... tau deh. yg penting intinya jangan suka tunda2 waktu sholat. sholatlah tepat pd waktunya. kan kita ga tau apa yang terjadi 5 menit kemudian. seperti kejadian Om ku purwodadi itu. tiba2 meninggal pas main badminton. ga da isu beliau sakit2n loh.
nah sekarang tau kan maksud omongan diriku.hehe
sembahyanglah sebelum engkau disembahyangkan...

yuuk ah mari...

Monday, December 28, 2009

The Silhouette



I wake and wipe the sleep from my eyes
Through blurred vision I see your silhouette
Standing in the open balcony doorway
Soft tufts of hair bouncing in the breeze
Morning sunlight glimmers
Off the bulge of your chest
casting even larger shadows
on the bedroom floor.
I stretch and rise, and sitting tall in my bed
Feeling the gentle morning breeze caress my face
While songbirds sing their morning serenade
Your scent fills my senses
Oh how it lights my soul with desire
How I long for you to hold me
How I need to feel your touch
How I need to hear your voice calling out my name
While gentle arms hold me close to your beating heart
I step from my bed
And turn to face the world
Anticipating the delight
Of yet another glimpse of your form
But the door stands vacant
Curtains blowing soft and free in the breeze
How empty is my heart, how lonely is my soul
For these shadows, these illusions of you
Now swept away without a sound
Are those I hold only in memory
Gathered long before you and I did part
Lost forever except deep within my heart.





Saturday, December 19, 2009

Ungkapan Sederhana Untuk Istri Tercinta

Oleh : Ustd. M. Fauzil Adhim



Bila malam sudah beranjak mendapati subuh, bangunlah sejenak. Lihatlah istri anda yang sedang terbaring letih menemani bayi anda. Tataplah wajahnya yang masih dipenuhi oleh gurat-gurat kepenatan karena seharian ini badannya tak menemukan kesempatan untuk istirahat barang sekejap. Kalau saja tak ada air wudhu yang membasahi wajah itu setiap hari, barangkali sisa-sisa kecantikannya sudah tak ada lagi.

Sesudahnya, bayangkanlah tentang esok hari. Di saat anda sudah bisa merasakan betapa segar udara pagi, tubuh letih istri anda barangkali belum benar-benar menemukan kesegarannya. Sementara anak-anak sebentar lagi akan meminta perhatian bundanya, membisingkan telinganya dengan tangis serta membasahi pakaiannya dengan pipis tak habis-habis. Baru berganti pakaian, sudah dibasahi pipis lagi. Padahal tangan istri anda pula yang harus mencucinya.

Di saat seperti itu, apakah yang anda pikirkan tentang dia?

Masihkan anda memimpikan tentang seorang yang akan senantiasa berbicara lembut kepada anak-anaknya seperti kisah dari negeri dongeng sementara di saat yang sama anda menuntut dia untuk menjadi istri yang penuh perhatian, santun dalam berbicara, lulus dalam memilih setiap kata serta tulus dalam menjalani tugasnya sebagai istri, termasuk dalam menjalani apa yang sesungguhnya bukan kewajiban istri tetapi dianggap sebagai kewajibannya.

Sekali lagi, masihkan anda sampai hati mendambakan tentang seorang perempuan yang sempurna, yang selalu berlaku halus dan lembut? Tentu saja saya tidak tengah mengajak anda membiarkan istri membentak anak-anak dengan mata membelalak. Tidak. Saya hanya ingin mengajak anda melihat bahwa tatkala tubuhnya amat letih, sementara suami tak pernah menyapa jiwanya, maka amat wajar kalau ia tak sabar.

Begitu pula manakala matanya yang mengantuk tak kunjung memperoleh kesempatan untuk tidur nyenyak sejenak, maka ketegangan emosinya akan menanjak. Di saat itulah jarinya yang lentik bisa tiba-tiba membuat anak menjerit karena cubitannya yang bikin sakit.

Apa artinya?

Benar, seorang istri shalihah memang tak boleh bermanja-manja secara kekanak-kanakan, apalagi sampai cengeng. Tetapi istri shalihah tetaplah manusia yang membutuhkan penerimaan. Ia juga butuh diakui, meski tak pernah meminta kepada anda.

Sementara gejolak-gejolak jiwa memenuhi dada, butuh telinga yang mau mendengar. Kalau kegelisahan jiwanya tak pernah menemukan muaranya berupa kesediaan utuk mendengar, atau ia tak pernah anda akui keberadaannya, maka kangan pernah menyalahkan siapa-siapa kecuali dirimu sendiri jika ia tiba-tiba meledak.

Jangankan istri anda yang suaminya tidak terlalu istimewa, istri Nabi pun pernah mengalami situasi-situasi yang penuh ledakan, meski yang membuatnya meledak-ledak bukan karena Nabi Shallallahu 'Alayhi wa Sallam tak mau mendengarkan, melainkan semata karena dibakar api kecemburuan. Ketika itu, Nabi Shallallahu 'Alayhi wa Sallam hanya diam menghadapi ‘Aisyah yang sedang cemburu seraya memintanya untuk mengganti mangkok yang dipecahkan.

Ketika menginginkan ibu anak-anak anda selalu lembut dalam mengasuh, maka bukan hanya nasehat yang perlu anda berikan. Ada yang lain. Ada kehangatan yang perlu anda berikan agar hatinya tidak dingin,apalagi beku, dalam menghadapiu anak-anak setiap hari. Ada penerimaan yang perlu kita tunjukkan agar anak-anak itu tetap menemukan bundanya sebagai tempat untuk memperoleh kedamaian, cinta dan kasih sayang.

Ada ketulusan yang harus anda usapkan kepada perasaan dan pikirannya, agar ia masih tetap mememilki energi untuk tersenyum kepada anak-anak anda, sepenat apapun ia.

Ada lagi yang lain : PENGAKUAN. Meski ia tak pernah menuntut, tetapi mestikah anda menunggu sampai mukanya berkerut-kerut?


Karenanya, anda kembali ke bagian awal tulisan ini. Ketika perjalanan waktu melewati tengah malam, pandanglah istri anda yang terbaring letih itu, lalu pikirkanlah sejenak, tak adakah yang bisa anda lakukan sekedar mengucapkan terima kasih atau menyatakan sayang? Bisa dengan kata yang berbunga-bunga, bisa tanpa kata. Dan sungguh, lihatlah betapa banyak cara untuk menyatakannya. Tubuh yang letih itu, alangkah bersemangatnya jika di saat bangun nanti ada secangkir minuman hangat yang diseduh dengan dua sendok teh gula dan satu cangkir cinta.

Sampaikan kepadanya ketika matanya telah terbuka,“Ada secangkir minuman hangat untuk istriku. Perlukah aku hantarkan untuk itu?“

Sulit melakukan ini? Ada cara lain yang bisa anda lakukan. Mungkin sekedar membantunya meyiapkan sarapan pagi untuk anak-anak, mungkin juga dengan tindakan-tindakan lain, asal tak salah niat kita. Kalau anda terlibat dengan pekerjaan di dapur, memandikan anak, atau menyuapi si mungil sebelum mengantarkannya ke TK, itu bukan karena gender-friendly; tetapi semata karena mencari ridha Allah, sebab selain niat ikhlas karena Allah, tak ada artinya apa yang anda lakukan.

Anda tidak akan mendapati amal-amal anda saat berjumpa dengan Allah di yaumil-qiyamah. Alaakullihal, apa yang ingin anda lakukan, terserah anda. Yang jelas, ada pengakuan untuknya, baik lewat ucapan terima kasih atau tindakan yang menunjukkan bahwa dialah yang terkasih. Semoga dengan kerelaan anda untuk menyatakan terima kasih, tak ada airmata duka yang menetes baginya, tak ada lagi istri yang berlari menelungkupkan wajah di atas bantal karena merasa tak didengar.

Dan semoga pula dengan perhatian yang anda berikan lepadanya, kelak istri anda akan berkata tentang anda sebagaimana Bunda ‘Aisyah RA berucap tentang suaminya, Rasulullah Shallallahu 'Alayhi wa Sallam, ”Ah, semua perilakunya menakjubkan bagiku”.

Sesudah engkau puas memandangi istrimu yang terbaring letih, sesudah engkau perhatikan gurat-gurat penat di wajahnya, maka biarkanlah ia sejenak untuk meneruskan istirahatnya. Hembusan udara dingin yang mungkin bisa mengusik tidurnya, tahanlah dengan sehelai selimut untuknya.

Hamparkanlah ke tubuh istrimu dengan kasih sayang dan cinta yang tak lekang oleh perubahan. Semoga engkau termasuk laki-laki yang mulia, sebab tidak memuliakan wanita kecuali laki-laki yang mulia.



Sesudahnya, kembalilah ke munajat dan tafakkurmu. Marilah anda ingat kembali ketika Rasulullah Shallallahu 'Alayhi wa Sallam berpesan tentang istri. “Wahai manusia, sensungguhnya istri kalian mempunyai hak atas kalian sebagaimana kalian mempunyai hak atas mereka. Ketahuilah...,” kata Rasulullah Shallallahu 'Alayhi wa Sallam melanjutkan, ”kalian mengambil wanita itu sebagai amanah dari Allah, dan kalian halalkan kehormatan mereka dengan kitan Allah. Takutlah kepada Allah dalam mengurusi istri kalian. Aku wasiatkan atas kalian untuk selalu berbuat baik.”

Anda telah mengambil istri anda sebagai amanah dari Allah. Kelak anda harus melaporkan kepada Allah Ta’ala bagaimana anda menunaikan amanah dari-Nya. Apakah anda mengabaikannya sehingga guratan-guratan dengan cepat menggerogoti wajahnya, jauh awal dari usia yang sebenarnya? Ataukah, anda sempat tercatat selalu berbuat baik untuk istri.



Semoga anda memberi ungkapan yang lebih agung untuk istri anda
.

NgeLuh 'terus'

Bismillah...


2 Minggu sudah dia terdampar di sebuah alam dimana keadaan menuntut untuk "nrimo" ah lagi-lagi bahasa itu yang terdengar.


Mampukah dia bertahan? sampai kapan?

Menatap ke jendela luar, hanya tawa sadis matahari dan cuaca yang sama angkuh dengan hatinya.

"Ieh hidup kok cuma segitu aja, dasar!! "

Friday, December 18, 2009

Ketika Hati Bimbang, Bingung memilih pasangan



Bismillah...


Dalam memilih pasangan hidup, baik bagi laki-laki maupun perempuan keduanya memiliki hak untuk memilih yang paling tepat sebagai pasangannya. Hal itu dikenal dalam Islam yang namanya ‘kufu’ ( layak dan serasi ), dan seorang wali nikah berhak memilihkan jodoh untuk putrinya seseorang yang sekufu, meski makna kufu paling umum dikalangan para ulama adalah seagama.


Namun makna-makna yang lain seperti kecocokan, juga merupakan makna yang tidak bisa dinafikan, dengan demikian PROSES MEMILIH ITU TERJADI PADA PIHAK LAKI-LAKI MAUPUN PEREMPUAN.

Disisi lain bahwa memilih pasangan hidup dengan mempertimbangkan berbagai sisinya, asalkan pada pertimbangan-pertimbangan yang wajar serta Islami, merupakan keniscayaan hidup dan representasi kebebasan dari Allah yang Dia karuniakan kepada setiap manusia, termasuk dalam memilih suami atau istri.
Aisyah Ra berkata, “Pernikahan hakikatnya adalah penghambaan, maka hendaknya dia melihat dimanakah kehormatannya akan diletakkan”


Rasulullah pun bersabda, “Barang siapa yang menjodohkan kehormatannya dengan orang yang fasik maka dia telah memutus rahimnya” (HR Ibnu Hibban).

Nabi juga pernah memberikan pertimbangan kepada seorang sahabiyah yang datang kepadanya seraya minta pertimbangan atas dua orang yang akan melamarnya, lalu Nabi menjawab, “Adapun Muawiyah bin Abi sufyan dia sangat ringan tangan (alias gampang memukul), adapun yang lainnya adalah orang yang fakir tidak memiliki harta yang banyak.” Lalu Nabi menikahkannya dengan Zaid bin Haritsah.


Dan untuk memantapkan pilihan, terutama dari berbagai alternatif sebaiknya melakukan shalat istikhorah baik di tengah malam maupun di awalnya, dan lakukan secara berkali-kali.

Jika telah dilakukan berkali-kali maka KEMANTAPAN YANG ADA ITULAH YANG INSYA ALLAH MERUPAKAN PETUNJUK-NYA, DAN ITULAH YANG LEBIH DIIKUTI. Tetapi perlu diingat, bahwa informasi yang dominan pada diri seseorang sering yang lebih berpengaruh terhadap istikhorah, oleh karena itu perlu dilakukan berkali-kali.
Dan untuk membedakan apakah itu keputusan yang dominan adalah selera semata atau dominasi istikharah agak sulit, kecuali dengan berkali-kali, sekalipun salah satu tanda bahwa itu adalah petunjuk dari Allah adalah dimudahkannya urusan tersebut, tetapi hal tersebut bukan satu-satunya alamat yang mutlak.


Source : From Net.

=====================


Choier said ;


Terkadang apa yang ada di depan mata kita, tak selamanya itu indah menurut pandangan.

Ketika hati dan mata mampu tertipu oleh tipu daya dunia, maka Allah adalah tempat kita berserah segalanya.

[ ...Ya, Allah... Waj 'al hubbaka ahabbu ilainaa minal Maa i wal baradi...

"... Ya Allah, Jadikanlah cintaku padaMu lebih besar dari cintaku pada air dan salju..."



Salam