Wednesday, January 30, 2013

Jerawat oh jerawat


Langit tanpa bintang itu gelap gulita, tapi muka penuh benjolan itu lebih gelap dibanding langit yang paling gulita.

It's my quotes. Entah kapan semua bermula anugrah tak terindah ini muncul. Pelan tapi pasti boooook...

Awalnya sehabis lebaran idulfitri masih 1, 2 dan kecil banget. Lalu tumbuh hilang tumbuhlagi begitu seterusnya hingga sampelah pada penghujung acara.. *halah.

Awal january mpe sekarang obat dari dokter belum ada reaksi. Hiks hiks.... Tuhan tolonglah aku...

Jerawat you drive my mood so bad!

Pergi ya... dan jangan kembali, plis deh.

Saturday, January 12, 2013

Married is a Learn



"Pernikahan adalah sebuah konsep dari rumah tumbuh, yang dibutuhkan pondasi kuat di dalamnya. Janganlah menikah dengan seseorang yang tanpa pondasi kuat karena dia tak akan pernah bisa direnovasi, kecuali butuh biaya dan tenaga extra nantinya."

Kalimat ini dulu sering keluar sebelum memutuskan untuk menerima lamaran dari suami, banyak dari mereka yang tiba-tiba berubah jadi penasehat perkawinan dadakan. Bahkan sampai ada yang siap jadi konselor pernikahan kalau suatu saat nanti pernikahan kami diterpa masalah. "apa? kamu doain sejelek ituh?" itu reaksi reflek saya begitu mendengar si A sok diplomatis menawarkan sebuah bantuan yang menurut saya hanya sebuah "crazy talk". Lagipuun kalau Pernikahan kami tiba-tiba terhembus angin tak segarpun (semoga ini tidak akan, ya Allah) saya tidak bakalan mencari apalagi mengatakan pada si A yang buat saya hanya akan membuka dapur rumah tangga saya sendiri. butuh konselor datang pada ahlinya, bukan begitu???

Setiap hubungan apapun jenisnya bukan tidak mungkin tanpa penyakit, justru hubungan yang berpenyakitan itulah yang didalamnya seolah merasa tanpa penyakit. Bingung mencernanya? pelan saja sodara :D

Pernikahan itu tidak hanya menyatukan 2 pribadi saja melainkan mengawinkan keseluruhan dari 2 pribadi. bukan hanya fisik semata, tapi masih dalam lingkup yang luas. Perbedaan, itu pasti. Kita lahir dan besar dan tumbuh dari lingkungan dan gaya hidup berbeda, untuk menyatukan keduanya tidak dibutuhkan waktu instan seperti indomie goreng yang terpaksa saya rendam pakai air mendidih sebelum matang dikarenakan gas nya habis. Tetapi tetep aja bumbunya bisa nyatu dan masak meski rasanya agak aneh. Pernikahan tidak bisa seperti itu kaaan??

Awal pernikahan semua akan keliatan indahnya. bagaimana selanjutnya, semua yang udah menikah pasti tau jawabnya.

Pernah satu hari ada kawan pasangan muda bingung mendapati istrinya yang tiap hari bermasam muka dengan muka selalu dilipat-lipat. Tiap ditanya ada apa, selalu mengatakan tidak apa-apa. sampai-sampai keduanya saling mendiamkan, dan ndongkol. (saya sendiri juga sering kayaknya :LOL )

DIsini inilah yang kadang membuat saya dri sisi seorang perempuan merasa ada yang aneh dengan sikap seorang laki-laki. Karena bukan tidak mungkin saya sendiri juga sering merasa pada titik dimana semua adalah "TIDAK."

mau tau bagaimana menyikapi sikap perempuan seperti ini?

saya pernah membaca bahwasanya perempuan itu hanya butuh teman bicara butuh didengarkan tapi tidak butuh sebuah opini solusi ataupun jawaban. DENGARKAN. Tapi parahnya lagi ketika kita sedang bicara tentang sesuatu misalnya tiba-tiba dengan suara lembut seorang pria akan mengeluarkan sebuah solusi bijak padahal perempuan sudah tau pasti bahwa itu adalah solusinya. dia bercerita karena dia hanya ingin didengar. bukan ingin mencari solusi.

Kalau istri marah jangan ditanya kenapa? ada apa? mengapa? tapi mendekatlah, tatap matanya kemudian dekap peluk dia lalu simpan semua pertanyaan bodoh tersebut. karena pertanyaan itu hanya akan mempersulit kalian saja para suami :)

Tenang saja anda tidak akan dibikin mati penasaran hanya dengan menyimpan stupid question tadi, justru nanti tanpa diminta pun seorang perempuan akan bercerita tanpa titik koma malah, dan ketika itu justru anda yang akan menutup telinga mendengar segala ocehan istri anda :D:D:D:D:D:D




Percayalah menikah itu tempat belajar yang nyaman, jangan persulit diri dengan asumsi yang konyol.


---Oier---









Jangan Biarkan Anak Bermain Sendiri!




KOMPAS.com - Bermain merupakan bagian dari proses perkembangan anak yang sangat berarti. Sayangnya, banyak orangtua Indonesia yang ternyata tidak mengetahui hal ini. Bahkan, mereka menganggap ikut bermain bersama anak bukan sesuatu yang pantas dilakukan. Oleh karena itu, orangtua kerap terlihat membiarkan anak bermain sendiri sehingga anak bermain dengan alat yang tidak sesuai kapasitasnya. Jika anak terus dibiarkan seperti ini, ia akan mengalami gangguan pada fisik dan psikis.

Hal inilah yang menjadi salah satu topik pembahasan saattalkshow "Meningkatkan Aktivitas Bermain untuk Meningkatkan Tahap Perkembangan Anak", yang diadakan oleh Early Learning Centre (ELC) di Function Hall Plaza Indonesia, Kamis (11/11/2010).

"Seharusnya, ada interaksi timbal-balik antara caregiver(orangtua, pendidik, atau pengasuh) dan anak. Caregiverharus peka pada kebutuhan anak, responsif, dan tahu bagaimana membina interaksi dengan anak, sehingga anak termotivasi untuk melakukan eksplorasi," tutur Dra Mayke S. Tedjasaputra, MSi, play therapist, saat talkshow berlangsung.

Bentuk interaksi yang dimaksudnya bisa bermacam-macam. Contohnya, orangtua bisa memberikan dua pilihan mainan, lalu anak yang memutuskan satu di antaranya. Kemudian, ketika anak terbiasa memainkan permainan yang sama terus-menerus, orangtua bisa menarik perhatian anak agar mau mengeksplorasi mainan baru. Caranya dengan mengajak anak melihat mainan baru tersebut, lalu mendemonstrasikan cara memainkannya.
"Ketika anak bermain, beri komentar mengenai apa yang dilakukannya. Lakukan tatap mata, untuk menandai adanya dukungan pada anak," kata Mayke.

Anak juga perlu dibebaskan untuk memainkan mainan dengan caranya sendiri. Hal ini berkaitan dengan tahap perkembangan anak yang berbeda-beda sesuai usianya. Selama yang dilakukan tidak berbahaya, anak perlu dibiarkan bereksperimen dalam memainkan permainan tersebut. Anda tidak perlu mengoreksi bila anak memainkan dengan cara yang tidak biasa. Yang perlu Anda lakukan hanya memperkenalkan variasi untuk memainkan mainan yang sama. Terlalu membatasi kebebasan anak hanya akan membuatnya merasa terganggu.

Mayke juga menekankan pentingnya membatasi digital games untuk anak. Sudah menjadi hal yang umum bila anak-anak batita atau balita pun sekarang sudah bisa "bermain" ponsel atau komputer. Karena anak usia batita belum bisa baca-tulis, mereka hanya akan mengenal icon pada layar ponsel dan komputer tersebut.

"Games di ponsel atau di komputer merupakan stimulus yang sangat kuat, karena ada gerak dan suara. Akibatnya, mata akan berfokus pada satu layar saja. Hal ini akan menimbulkan gangguan tracking mata, yang terjadi saat ia (belajar) membaca," seru pengajar senior di Fakultas Psikologi UI ini.

Mayke juga mengatakan bahwa anak laki-laki tak perlu dilarang ketika memainkan boneka atau alat masak-memasak milik adik atau kakaknya. Sebab, hal ini merupakan bagian dari proses eksplorasinya terhadap mainan tersebut. Anak laki-laki tak akan mengalami perubahan orientasi seksual ketika dewasa, hanya karena ketika masih kecil memainkan mainan anak perempuan.

Editor :
Dini

Friday, January 11, 2013

Telepon nyasar


Beberapa hari terakhir ini sering ada no ga jelas hinggap menuntut untuk dijawab. Mulai dari orang salah sambung, mama minta pulsa, yayang minta pulsa, penawaran cc, asuransi, seminar, susu formula bahkan mantan cinta monyetpun sempet nyasar ga jelas.
Seperti biasa habis sholat maghrib adalah jadwal rutinitas ninaboboin si ganteng, seperti biasanya pula ritual bakal panjang dengan aturan si ganteng.
Dan seperti biasa pula saya akan membawa 2 gadget kesayangan menyertai. Sambil maen sambil browsing. Ini mah kebiasaan jelek sejak åbg yang belum bisa diubah sampai sampai udah kena protes juga sama suami, sempet juga sepakat selama bermain sama si ganteng sebisa mungkin simpan gadget rapi rapi. Sepakat!
Benar, sebatas sepakat sih, kenyataannya sampai hari ini kebiasaan buruk susah diobatin. Maaf ya naaak :*
Jadi jangan heran kalau si ganteng kami meski masih berumur 20bulan udah ga asing lagi sama gadget apalagi hp.
Dan sore ini saya ga main hp sepenuhnya tapi tetep aja saya kantongi dan satunya lagi di bawah bantal. Aman.
Saya : masih sibuk ngerapiin isi lemari yang beberapa menit lalu dikeluarin sama si ganteng.
Tiba tiba "...(&^%$#@..." hp dikantong bergetar lumayan lama. Saya liat no ga dikenal, tp deringnya kok lama. Paling juga orang nyasar, tp sebelum sempet mikir begitu, udah saya angkat tuh hp.
Saya : "Hallo, assalamualaikum...hallo..."
Diseberang ga ada jawaban yang ada gema halo halo suara sendiri. Sempet curiga jangan jangan ini no mantan cinta monyet yg sering nelpon tp diam aja yg ujung ujungnya dimatiin sendiri (suudzon duluan)
Suara dihp : "Hayyooo ... kyakya.... hayyooo..."
Saya: "&(&^%$#@" Ku tengok kebelakang di pojok kamar, ternyata si ganteng sedang ber hayyo hayyo sambil ngempit hp dibawah telinganya.
#ternyata si ganteng nelpon pake hp yg tadinya dibawah bantal. No nya ga hapal sieh :p
Terhipnotis oleh kegantengannya :)