Thursday, September 23, 2010

Trik Menghabiskan Gaji Tanpa Rasa Bersalah





dikutip dari Kompas.com, 25 Juli 2010

Setiap orang memiliki cara dalam mengelola keuangan. Prinsipnya, pendapatan rutin bulanan sebisa mungkin memenuhi semua kebutuhan dan menyisakan uang untuk tabungan. Lantas, sudahkah pendapatan Anda disisihkan setiap bulannya untuk tabungan?

Sejumlah peserta workshop perencanaan keuangan bertema "Salary Vs Selera", yang digelar EXPERD, Sabtu (24/7/2010) di Barcode, Kemang, Jakarta, menyatakan kesulitannya dalam mengelola keuangan. Sistem amplop, misalnya, tak menjadi solusi keuangan dan akhirnya penghasilan rutin tak bersisa setiap bulannya.

Perencana keuangan, Ahmad Gozali, menjelaskan, perlu konsistensi untuk menjalani perencanaan keuangan. Khusus untuk sistem amplop, misalnya, dibutuhkan 21 hari untuk mengubah kebiasaan, ditambah sifat jujur dan disiplin untuk menjalankannya.

"Sebenarnya yang perlu diubah lebih dahulu adalah mindset agar bisa mengelola keuangan dengan baik. Jika sebelumnya fokus pada cara menyisakan uang, maka ubah mindset dengan cara yang baik untuk menghabiskan uang dari penghasilan bulanan. Jangan menyisakan uang, tetapi habiskan dengan cara menyenangkan. Karena uang memang untuk dibelanjakan dan gajian untuk dihabiskan," tutur Gozali memaparkan konsepnya dalam mengelola keuangan saat workshop.

Menghabiskan uang gajian ala Gozali ini jangan diartikan perilaku konsumtif yang cenderung mengedepankan keinginan (selera) dan bukannya kebutuhan. Cara mengelola keuangan ini dilakukan dengan empat tahapan prioritas:

1. Kewajiban agama/sosial, 10 persen dari penghasilan
Menurut Gozali, dalam menentukan prioritas, Anda perlu menentukan pengeluaran dengan melihat faktor risiko (tinggi, menengah, rendah) dan fleksibilitasnya. Pengeluaran yang fleksibel bersifat jangka panjang yang masih bisa ditawar, sedangkan lawannya, yakni kebutuhan tidak fleksibel atau tetap (fix), bersifat jangka pendek.

"Kewajiban agama atau sosial, seperti zakat (Muslim), perpuluhan (Nasrani), berada dalam prioritas pertama. Pengeluaran ini sifatnya fix, 2,5 persen untuk zakat, misalnya, ini tak bisa ditawar. Jadi, keluarkan dana zakat saat menerima gajian setiap bulan," ujar Gozali.

2. Cicilan utang, maksimal 35 persen dari penghasilan
Pengeluaran ini sifatnya juga fix dan berisiko tinggi. Oleh karena itu, Anda harus memenuhi kewajiban ini setiap bulan saat awal menerima gajian. Cicilan seperti KPR, kendaraan, kartu kredit, dan lainnya perlu dilunasi sesuai pembelanjaan Anda.

"Bunga semakin tinggi jika kewajiban ini tidak segera dipenuhi. Selain faktor psikologis, bagi orang normal Anda akan mengalami gangguan psikologis jika terlilit banyak utang. Belum lagi konsekuensi legal jika kredit di bank macet," kata Gozali.

3. Kebutuhan masa depan, minimal 10 persen dari penghasilan
Menabung, berinvestasi, dan membeli asuransi adalah sejumlah bentuk kebutuhan masa depan yang harus dialokasikan dari penghasilan bulanan. Kebutuhan ini menjadi penting karena kondisi keuangan selalu dinamis. Apalagi bagi karyawan, di mana ketahanan gaji memungkinkan untuk naik, turun, atau bahkan tak berpenghasilan alias kehilangan pekerjaan (PHK misalnya). Sifat dari pengeluaran ini fix dan berisiko tinggi.

4. Biaya hidup, 40-60 persen dari penghasilan
Jika ketiga kewajiban di atas sudah dipenuhi begitu Anda menerima gaji bulanan, gunakan sisanya untuk memenuhi semua kebutuhan rutin bulanan, seperti sembako, listrik/air, uang sekolah anak, iuran lingkungan/keamanan, termasuk yang terkait hobi seperti membeli buku, menonton film, atau pengeluaran entertainment lainnya (yang sifatnya keinginan).

"Dengan menjalani, Anda takkan kehabisan uang saat awal menerima gaji. Jika pun Anda tergiur membeli barang diskon di mal, Anda sudah menyadari sisa uang Anda (setelah dikeluarkan untuk tiga prioritas teratas) tak akan cukup lagi untuk berbelanja. Karena masalah utama yang dialami banyak orang dengan penghasilannya adalah uang cepat habis terpakai begitu menerima gaji," ungkap Gozali.

Gozali menegaskan prioritas membelanjakan uang adalah membayar utang, lalu dahulukan saving daripada shopping yang keinginannya tak pernah bisa dibatasi.

Sebesar apa pun penghasilan Anda, uang takkan tersisa setiap bulannya jika masih menggunakan pola lama. Jadi, jika Anda sepakat dengan Gozali, habiskan penghasilan rutin Anda dengan membelanjakan sesuai empat prioritas utama. Pastikan sifat konsumtif untuk memenuhi selera ada di urutan paling akhir.

Tuesday, September 21, 2010

Bertengkar dengan Indah

"Perempuan itu wong wingking... !!!"

harus patuh, harus taat, harus tunduk, suami bilang A ga boleh jawab B, suami nyuruh B ga boleh bilang C.

"Suami itu raja, yang harus di ladeni..."

Suami itu tugasnya cari duit, pulang kerja adanya cuma capek.
Dan gampang Bete melihat polah wong wingkingnya males ga mau diatur.


------------------------------------------------------



Kenapa ya, lelakon klise macam diatas itu selalu awal dari sebuah silent go?

Aneh aja lihat polahnya.



Hoi... kodrati perempuan emang gitu kali... ga boleh "semau gue"



Tapi kenapa ya asumsi kaum adam itu cekak.

selalu membuat kesimpulan sendiri "semau gue" juga??

Nah loh tanya kenapa?


hahahahhaa....

Pusing kan jawabnya?

pisssssssssssssss ah...




as like this???
Coba baca artikel di bawah ini, semoga bermanfaat!!!!
BISMILLAHIRRAHMAANIRRAHIIM
Buat Yang Udah Nikah, Mau Nikah, Punya Niat Untuk Nikah
Sebarkan kepada orang2 yang anda kenal........mudah2an bermanfaat.
Bertengkar adalah phenomena yang sulit dihindari dalam kehidupan  berumah 
tangga, kalau ada seseorang berkata: "Saya tidak pernah
bertengkar dengan isteri saya !" Kemungkinannya dua, boleh jadi dia belum 
beristeri, atau ia tengah berdusta.

Yang jelas kita perlu menikmati saat-saat bertengkar itu, sebagaimana lebih 
menikmati lagi saat saat tidak bertengkar. Bertengkar itu sebenarnya sebuah 
keadaan diskusi, hanya saja dihantarkan dalam muatan emosi tingkat tinggi.

Kalau tahu etikanya, dalam bertengkarpun kita bisa mereguk  hikmah, betapa 
tidak, justru dalam pertengkaran, setiap kata yang
terucap mengandung muatan perasaan yang sangat dalam, yang mencuat
dengan desakan energi yang tinggi, pesan pesannya terasa kental,
lebih mudah dicerna ketimbang basa basi tanpa emosi.
Tulisan ini murni non politik, jadi tolong jangan tergesa-gesa
membacanya.

Bacalah dengan sabar, lalu renungi dengan baik, setelah
itu...terapkan dalam keseharian kita.......setuju ??

.....Suatu ketika seseorang berbincang dengan orang yang akan menjadi
teman hidupnya, dan salah satunya bertanya; apakah ia bersedia
berbagi masa depan dengannya,dan jawabannya tepat seperti yang
diharap.Mereka mulai membicarakan : seperti apa suasana rumah tangga
ke depan.
Salah satu diantaranya adalah tentang apa yang harus
dilakukan kala mereka bertengkar. Dari beberapa perbincangan hingga
waktu yang mematangkannya, tibalah mereka pada sebuah Memorandum of
Understanding,bahwa kalaupun harus bertengkar, maka :

1. Kalau bertengkar tidak boleh berjama'ah
Cukup seorang saja yang marah-marah, yang terlambat mengirim
sinyal nada tinggi harus menunggu sampai yang satu reda. Untuk urusan marah 
pantang berjama'ah, seorangpun sudah cukup membuat rumah jadi meriah. Ketika ia 
marah dan saya mau menyela, segera ia berkata "STOP" ini giliran saya ! Saya 
harus diam sambil istighfar. Sambil menahan senyum saya berkata dalam hati : 
"kamu makin cantik kalau marah,makin
energik ..."

Dan dengan diam itupun saya merasa telah beramal sholeh, telah
menjadi jalan bagi tersalurkannya luapan perasaan hati yang
dikasihi... "duh kekasih .. bicaralah terus, kalau dengan itu hatimu
menjadi lega, maka dipadang kelegaan perasaanmu itu aku menunggu ...."

Demikian juga kalau pas kena giliran saya "yang olah raga otot muka", saya 
menganggap bahwa distorsi hati, nanah dari jiwa yang tersinggung adalah sampah, 
ia harus segera dibuang agar tak menebar kuman, dan saya tidak berani marah 
sama siapa siapa kecuali pada isteri saya :)

Maka kini giliran dia yang harus bersedia jadi keranjang sampah.
pokoknya khusus untuk marah, memang tidak harus berjama'ah, sebab ada
sesuatu yang lebih baik untuk dilakukan secara berjama'ah selain
marah :)

2. Marahlah untuk persoalan itu saja, jangan ungkit yang telah terlipat masa 
(maksudnya masa lalu kita)

Siapapun kalau diungkit kesalahan masa lalunya, pasti terpojok, sebab
masa silam adalah bagian dari sejarah dirinya yang tidak bisa ia ubah.

Siapapun tidak akan suka dinilai dengan masa lalunya. Sebab harapan
terbentang mulai hari ini hingga ke depan. Dalam bertengkar pun kita
perlu menjaga harapan dan bukan menghancurkannya. Sebab pertengkaran di antara 
orang yang masih mempunyai harapan, hanyalah sebuah foreplay, sedang 
pertengkaran dua hati yang patah asa, menghancurkan peradaban cinta yang telah 
sedemikian mahal dibangunnya.

Kalau saya terlambat pulang dan ia marah,maka kemarahan atas keterlambatan itu 
sekeras apapun kecamannya, adalah "ungkapan rindu yang keras". Tapi bila itu 
dikaitkan dgn seluruh keterlambatan saya, minggu lalu,awal bulan kemarin dan 
dua bulan lalu, maka itu membuat saya terpuruk jatuh.

Bila teh yang disajinya tidak manis (saya termasuk penimbun gula),
sepedas apapun saya marah,maka itu adalah "harapan ingin disayangi
lebih tinggi". Tapi kalau itu dihubungkan dgn kesalahannya kemarin
dan tiga hari lewat,plus tuduhan "Sudah tidak suka lagi ya dengan saya", maka 
saya telah menjepitnya dengan hari yang telah pergi, saya menguburnya di masa 
lalu, ups saya telah membunuhnya, membunuh cintanya.

Padahal kalau cintanya mati, saya juga yang susah ... OK, marahlah
tapi untuk kesalahan semasa, saya tidak hidup di minggu lalu, dan ia pun milik 
hari ini .....

3. Kalau marah jangan bawa-bawa keluarga
Saya dengan isteri saya terikat baru beberapa masa, tapi saya dengan
ibu dan bapak saya hampir berkali lipat lebih panjang dari itu, demikian juga 
ia dan kakak serta pamannya. Dan konsep Quran, seseorang itu tidak menanggung 
kesalahan fihak lain (QS.53:38-40).

Saya tidak akan terpantik marah bila cuma saya yang dimarahi, tapi
kalau ibu saya diajak serta, jangan coba coba. Begitupun dia,
semenjak saya menikahinya, saya telah belajar mengabaikan siapapun di dunia ini 
selain dia, karenanya mengapa harus bawa bawa barang lain ke
kancah "awal cinta yang panas ini".

Kata ayah saya : "Teman seribu masih kurang, musuh satu terlalu
banyak".

Memarahi orang yang mencintai saya, lebih mudah dicari ma'afnya dari
pada ngambek pada yang tidak mengenal hati dan diri saya..". Dunia
sudah diambang pertempuran, tidak usyah ditambah tambah dengan memusuhi mertua!

 4.Kalau marah jangan di depan anak-anak

Anak kita adalah buah cinta kasih, bukan buah kemarahan dan
kebencian.

Dia tidak lahir lewat pertengkaran kita, karena itu, mengapa mereka
harus menonton komedi liar rumah kita. Anak yang melihat orang tua
nya bertengkar, bingung harus memihak siapa. Membela ayah, bagaimana
ibunya. Membela ibu, tapi itu 'kan bapak saya.

Ketika anak mendengar ayah ibunya bertengkar :
 * Ibu         : "Saya ini cape, saya bersihkan rumah, saya masak,
dan kamu  datang main suruh begitu, emang saya ini babu ?!!!"
* Bapak : "Saya juga cape, kerja seharian, kamu minta ini dan itu dan aku harus 
mencari lebih banyak untuk itu, saya datang hormatmu tak ada, emang saya ini 
kuda ????!!!!
* Anak : "...... Yaaa ...ibu saya babu, bapak saya kuda .... terus
saya ini apa ?"

 Kita harus berani berkata : "Hentikan pertengkaran !" ketika anak
datang, lihat mata mereka, dalam binarannya ada rindu dan kebersamaan.
Pada tawanya ada jejak kerjasama kita yang romantis, haruskah ia mendengar kata 
bahasa hati kita ???

5. Kalau marah jangan lebih dari satu waktu shalat

Pada setiap tahiyyat dalam shalat kita berkata : "Assalaa-
mu 'alaynaa wa 'alaa'ibaadilahissholiihiin" Ya Allah damai atas kami, demikian 
juga atas hamba hambamu yg sholeh ....
Nah andai setelah salam kita cemberut lagi, setelah salam kita tatap
isteri kita dengan amarah, maka kita telah mendustai Nya, padahal
nyawamu ditangan Nya.

OK, marahlah sepuasnya kala senja, tapi habis maghrib harus terbukti
lho itu janji dengan Ilahi .... Marahlah habis shubuh, tapi jangan
lewat waktu dzuhur, Atau maghrib sebatas isya ... Atau habis isya 
sebatas....??? Nnngg .. Ah  kayaknya kita sepakat kalau habis isya sebaiknya 
memang tidak bertengkar ... :)

 6. Kalau kita saling mencinta, kita harus saling mema'afkan

Tapi yang jelas memang begitu, selama ada cinta, bertengkar hanyalah
"proses belajar untuk mencintai lebih intens" Ternyata ada yang masih
setia dengan kita walau telah kita maki-maki.

Ini saja, semoga bermanfa'at,"Dengan ucapan syahadat itu berarti
kita menyatakan diri untuk bersedia dibatasi".

*Selamat tinggal kebebasan tak terbatas yang dipongahkan manusia
pintar tapi bodoh*

Koleksi dari : www.darman-online.blogspot.com
.................
Masih tersimpan kemarahannya? O oooo... sampe kapan?

Pict taken from vivanews.



 

Tuesday, September 7, 2010

Bagaimana suami membentuk Istri, ( to be angel Or Devil?? )


Bismillah...

Istrimu adalah angel bagimu atau penyihir untukmu, tak lain semua tergantung bagaimana suami membentuknya.

Entahlah anda setuju atau tidak dengan kalimat ini. Feel free ya...

Seorang teman disela-sela senja menuju jam tidurnya tiba-tiba datang memukul dengan cerita dari temannya.
Ini adalah cerita past tense, yang sudah beberapa tahun lalu ter-record.
ia bercerita, istrinya semakin lama semakin malas, egois dan sering marah-marah tiap hari.
Untuk itulah tiap hari pula mereka bertengkar dan bertengkar hingga dia punya WIL, yang pada akhirnya selesai dengan jalan pintas cerai.
Mantan istrinya menikah lagi, dan dia pun akhirnya menikahi perempuan yang jadi WIL nya itu.
Dan setelah perkawinannya yang kedua ini pun kehangatan sudah tak lagi dirasakanya dalam keluarga baru yang dia bangun.
RUmah itu sekali lagi mirip bahkan tak ada bedanya seperti kehidupan sebelumnya. Pertengkaran masih juga ada. lebih mengenaskan lagi istri barunya tak mau mengerjakan pekerjaan domestik sehingga mau tak mau semua harus dia sendiri yang melakukannya.

Teman saya pun jadi berpikiran mungkin karena dia tak pandai mencari istri sehingga dapet istri selalu yang demikian.

Hingga pada satu hari pada acara jamuan makan malam dia bertemu dengan suami mantan istrinya. Awal mulanya keduanya tak ada pembicaraan sampai di ujung pamitan keduanya sempat menanyakan kabar keluarga baru masing-masing.

Penampilan suami sekarang biasa saja, dengan senyum dia menjawab pertanyaan temen saya, "dia perempuan yang sangat baik, lembut serta penuh perhatian. Bahkan pekerjaan rumah pun dia sendiri yang mengerjakan, ketika aku sakit dia merawat dengan ikhlas, ramah dengan keluarga serta teman disekitarku.
Perempuan seperti ini jarang dan susah sekali dicari."

KAta temenku ketika itu dia merasa suaminya yang sekarang sedang bicara bohong dengan menutupi keadaannya. dalam hati ia berkata, apa sih baiknya perempuan itu selain marah-marah?".

Karena dia merasakan sendiri bagaimana keadaan ketika hidup bersama perempuan tersebut. Dan kalimat ini pastilah tak lain karena dia tak ingin dikatakan gagal memilih istri.

Tak lama setelah itu temen saya belanja ke supermarket, disana dari kejauhan nampak mantan istrinya bersama suaminya yang sekarang, lama dia sembunyi sambil mengamati keduanya. Ternyata benar keduanya memang benar-benar bahagia.
Kebahagiaan itu nampak dari ukiran senyum dari bibirnya ketika menerima uluran tangan dari suaminya. yang selama ini tak pernah ia lakukan ketika belanja bersama. karena selama ini ia selalu menunggu istrinya belanja diluar dengan muka dilipat-lipat setelah sang istri keluar dari barisan kasir. Beda sekali aura ini, demikian pikirnya.

lama ia terpaku, baru kemudian berpikir sebenarnya kesalahan pun tak sepenuhnya pada istrinya, ternyata dia akan menjadi angel ataupun nenek sihir galak semua tergantung bagaimana suami membentuknya.

Seorang perempuan menikah dengan  lelaki yang baik, maka pada saat penrnikahan itu ia sudahpun bertekad untuk hidup selamanya dengan lelaki tersebut. Meski kadang banyak tekad dari pilihan itu ada yang terwujud bahkan tak sedikit pula yang gagal. Toh tak sedikit perempuan yang setelah menikah dengan lelaki baik pilihannya banyak yang diam-diam di pojokan mesin cuci menangis karena selalu dianggap wong wingking oleh suaminya.
Banyak case, perempuan yang tidak bekerja yang selalu dirumah sudah mirip layaknya pembantu sehingga mau tidak mau sebutan seolah-olah pembantu itu benar-benar menjadikannya pembantu beneran dalam rumahnya sendiri. Lalu disinilah awal mula terjadinya pemberontakan pada sebagian besar.

Oleh karena itu, calon suami dan para suami... Kalau ingin istri anda nampak seperti angel, maka bersikaplah seolah-olah dia adalah angel, sekalipun sikap marah dan fisiknya tak secantik angel or peri sesungguhnya,  toh itu istri istri anda sendiri kan....??
Tapi Percayalah suatu saat dia akan benar-benar berubah layaknya seorang malaikat tak bersayap di rumah anda suatu saat, dan akan menjadi malaikat untuk anda pula. :D

Tak ada perempuan yang dilahirkan sebagai seorang nenek sihir, kecuali menjadi perempuan yang udah bau bawang di seluruh tubuhnya hahahhaa...

Seorang lelaki yang tidak menghargai, menghormati serta memahami seorang perempuan selamanya dia tak akan melihat sosok angel, yang dia temui hanyalah tetap seorang nenek sihir didepannya.

makanya, kalau menginginkan seorang perempuan laksana angel, maka jadikanlah dia angel dalam hatimu. it's first step that you must to do.

Karena setiap perempuan yang disebut istri, dia punya potensi untuk menjadi seorang peri meski tak bersayap. Dan engkau para suami, akan menyadari ternyata salah satu kehebatan kalian dalam mengubah seseorang adalah bahwa kamu bisa menjadikan seorang perempuan biasa menjadi seorang angel, seorang malaikat seorang peri ato apalah bahasa anda. See, betapa hebatnya diri kalian.... :)

Tentu saja prosesnya ga gampang. Hanya sabarlah yang menjadikan semua menjadi mudah.

Sebenarnya apa sih istri itu??

Wow pertanyaan basic banget kan?

"perempun asing yang lewat begitu saja didepan anda.... kemudian menjadi teman anda, yang dari dulunya teman lama sekarang menjadi partner hidup, suara hati dari perasaan, serta ikatan seumur hidup."


Perempuan itu laksana piano,  Jika piano disentuh seorang  pianis terkenal, dia akan menciptakan sebuah lagu indah;  bila dimainkan seorang yang hanya tahu cara memainkan piano, bisa jadi hanya akan menghasilkan sebuah lagu terkenal saja,  tapi bila disentuh oleh orang yang tak tahu piano sama sekali mungkin bukan lagu atau pun karya emas lagi yang muncul dari piano tersebut.

Saya merasa pernikahan tak ubahnya dengan perumpamaan tersebut. Menjadi seorang perempuan yang baik sangatlah tidak mudah, karena perempuan yang baik itu adalah calon ibu yang baik pula. eh salah, istri yang baik ding, atau menantu yang baik.... :D

Banyaknya angle yang indah adalah alasan dari sebuah pasangan untuk memutuskan hidup bersama. gambar remang dan semu yang dihasilkan dari pengambilan angle bisa jadi adalah sebuah proses untuk belajar bagaimana mendapatkan gambar lebih jelas dari angle indah yang sempat keduanya putuskan ketika di meja pernikahan.

Ini adalah janji dua orang yang ingin melihat matahari terbenam dikehidupan senjanya.

Ingat, Cinta itu sebuah tanggung jawab.

Salam


[ Ta " Oier" ]

Picture from Here

Friday, September 3, 2010

I dunno... how 'bout you??

iseng browsing dapet genean....




nyoba ahhh... klik aja kalo mo nyobain juga..... 


pertanyaannya???
how do we believe that??