Saturday, January 12, 2013

Married is a Learn



"Pernikahan adalah sebuah konsep dari rumah tumbuh, yang dibutuhkan pondasi kuat di dalamnya. Janganlah menikah dengan seseorang yang tanpa pondasi kuat karena dia tak akan pernah bisa direnovasi, kecuali butuh biaya dan tenaga extra nantinya."

Kalimat ini dulu sering keluar sebelum memutuskan untuk menerima lamaran dari suami, banyak dari mereka yang tiba-tiba berubah jadi penasehat perkawinan dadakan. Bahkan sampai ada yang siap jadi konselor pernikahan kalau suatu saat nanti pernikahan kami diterpa masalah. "apa? kamu doain sejelek ituh?" itu reaksi reflek saya begitu mendengar si A sok diplomatis menawarkan sebuah bantuan yang menurut saya hanya sebuah "crazy talk". Lagipuun kalau Pernikahan kami tiba-tiba terhembus angin tak segarpun (semoga ini tidak akan, ya Allah) saya tidak bakalan mencari apalagi mengatakan pada si A yang buat saya hanya akan membuka dapur rumah tangga saya sendiri. butuh konselor datang pada ahlinya, bukan begitu???

Setiap hubungan apapun jenisnya bukan tidak mungkin tanpa penyakit, justru hubungan yang berpenyakitan itulah yang didalamnya seolah merasa tanpa penyakit. Bingung mencernanya? pelan saja sodara :D

Pernikahan itu tidak hanya menyatukan 2 pribadi saja melainkan mengawinkan keseluruhan dari 2 pribadi. bukan hanya fisik semata, tapi masih dalam lingkup yang luas. Perbedaan, itu pasti. Kita lahir dan besar dan tumbuh dari lingkungan dan gaya hidup berbeda, untuk menyatukan keduanya tidak dibutuhkan waktu instan seperti indomie goreng yang terpaksa saya rendam pakai air mendidih sebelum matang dikarenakan gas nya habis. Tetapi tetep aja bumbunya bisa nyatu dan masak meski rasanya agak aneh. Pernikahan tidak bisa seperti itu kaaan??

Awal pernikahan semua akan keliatan indahnya. bagaimana selanjutnya, semua yang udah menikah pasti tau jawabnya.

Pernah satu hari ada kawan pasangan muda bingung mendapati istrinya yang tiap hari bermasam muka dengan muka selalu dilipat-lipat. Tiap ditanya ada apa, selalu mengatakan tidak apa-apa. sampai-sampai keduanya saling mendiamkan, dan ndongkol. (saya sendiri juga sering kayaknya :LOL )

DIsini inilah yang kadang membuat saya dri sisi seorang perempuan merasa ada yang aneh dengan sikap seorang laki-laki. Karena bukan tidak mungkin saya sendiri juga sering merasa pada titik dimana semua adalah "TIDAK."

mau tau bagaimana menyikapi sikap perempuan seperti ini?

saya pernah membaca bahwasanya perempuan itu hanya butuh teman bicara butuh didengarkan tapi tidak butuh sebuah opini solusi ataupun jawaban. DENGARKAN. Tapi parahnya lagi ketika kita sedang bicara tentang sesuatu misalnya tiba-tiba dengan suara lembut seorang pria akan mengeluarkan sebuah solusi bijak padahal perempuan sudah tau pasti bahwa itu adalah solusinya. dia bercerita karena dia hanya ingin didengar. bukan ingin mencari solusi.

Kalau istri marah jangan ditanya kenapa? ada apa? mengapa? tapi mendekatlah, tatap matanya kemudian dekap peluk dia lalu simpan semua pertanyaan bodoh tersebut. karena pertanyaan itu hanya akan mempersulit kalian saja para suami :)

Tenang saja anda tidak akan dibikin mati penasaran hanya dengan menyimpan stupid question tadi, justru nanti tanpa diminta pun seorang perempuan akan bercerita tanpa titik koma malah, dan ketika itu justru anda yang akan menutup telinga mendengar segala ocehan istri anda :D:D:D:D:D:D




Percayalah menikah itu tempat belajar yang nyaman, jangan persulit diri dengan asumsi yang konyol.


---Oier---









1 comment:

Anonymous said...

A Tale of Two Pigs - The Tale of Two Pigs by Slingo Games
The Tale of Two 퍼스트 카지노 Pigs (Fame for the Favourites). If you like 온카지노 your starvegad own ideas about animal-themed games, then we highly recommend