Monday, September 26, 2011

Cara Cegah bayi jatuh dari tempat tidur

Hari ini adalah hari Senin 26 September 2011, untuk Kali pertamanya si ganteng jatuh dari ranjang. Dari ranjang bukan dari bed logh :Nyesek, nyesel, deg2an pengin nangis campur jadi satu. Mana ranjangnya tinggi kurleb 50cm dari lantai hiks...
Pagi seperti biasanya si ganteng habis mimik sakaw main2 sama ully, ally, Aang, bowbow dkk mumpung lagi asyik maen aku ke belakang deh sebentar, dari luar masih kedengaran dia cekikikan, teriak seperti biasa gitu, eh barusan teriak ga ada berapa detik, ada suara "Buuukkkkkkkk..." kemudian disusul jerit tangisnya.

Ternyata si ganteng udah ga bisa di tinggal sendiri kalo di taruh diatas ranjang udah bahayya sodara-sodara.
Kelalaian sedikit saja bisa akibat fatal buat si kecil logh. setelah itu segeralah bednya di angkat taruh di lantai depan kamar.



Perhatikan gerak bayi

Peristiwa bayi jatuh dari tempat tidur rupanya kerap terjadi. Hal ini biasanya
menimpa bayi yang sudah bisa bergerak , seperti pada bayi berusia 4- 5 bulan
(sudah bisa tengkurap) atau bayi berusia 8 - 9 bulan (sudah bisa merangkak ).
Selain faktor gerak , masih ada hal lain lagi yang membuat bayi mudah terjatuh
dari tempat tidur, yaitu faktor keseimbangan tubuh . Coba perhatikan proporsi
badan bayi! Terlihat porsi kepala bayi itu lebih besar dan berat ketimbang
tubuhnya, bukan? Sayangnya, bayi belum bisa mengontrol gerak tubuhnya .
Sehingga ketika bergerak ia menjadi kurang seimbang dan mudah jatuh .

Teledor, fatal akibatnya!

Langkah awal mencegah bayi jatuh adalah: Selalu waspada ! Mungkin bayi Moms
masih berusia dua bulan , jadi ia belum bergerak aktif. Atau , si kecil tak bergerak
aktif karena ia sedang dibedong . Tapi , tanpa sengaja , kakaknya menarik kain
alasnya dan mengakibatkan bayi terjatuh dari tempat tidur. Itu bisa saja terjadi ,bukan?

Nah, alangkah baiknya , saat Moms ‘terpaksa’ harus meninggalkan si kecil di tempat tidur sejenak , jangan biarkan ia sendirian atau dijagai oleh anak kecil . Bayi harus dijaga oleh orang dewasa . Jadi , Moms bisa meminta tolong pada suami, kerabat atau bahkan pengasuhnya .

Contoh lain , saat Moms hendak mengganti popok. Karena terburu -buru hendak mengambil kain di lemari yang jauh letaknya, popok si kecil ikut terseret badan Moms ketika berjalan. Eits , hati - hati Moms. Bayi bisa melorot dan berpotensi terjatuh .
Oleh karena itu, solusinya , taruhlah perlengkapan bayi sesuai dengan jangkauan
Moms. Entah itu popok, kapas, air pembersih, bedak, dan lain sebagainya .

Ada cara lain lagi, Moms bisa mengganti popok bayi pada meja khusus ganti baju
yang umumnya memiliki pagar pengaman setinggi 10 cm.

3 larangan supaya bayi aman !

Sebenarnya , cara paling aman agar si kecil terhindar dari kecelakaan ranjang
adalah: tetap pegang bayi!

1. Jangan menganggap bayi Anda belum bisa apa - apa . Antisipasilah kemampuan si bayi, walau Anda belum pernah melihatnya .
2. Jangan tinggalkan bayi saat tidak terjaga, berada di atas meja ganti popok, atau
tempat lain yang cukup tinggi. Bila Moms perlu meninggalkan tempat itu, bawalah
bayi Anda.
3. Jangan tinggalkan bayi sendiri di tempat tidur Anda, meski tempat itu sudah
dikelilingi bantal.

Bila tidur bersama bayi

Idealnya, bayi tidur dalam boks bayi. Kalau pun ingin dekat dengan si bayi, dekatkan saja boks bayi pada tempat tidur Moms . Namun , yang sering terjadi, justru bayi diletakkan dalam ranjang orangtuanya. Inilah yang disebut sharing bed atau berbagi tempat tidur antara orangtua dan anak. Mungkin Moms berpikir , “ Ah, nggak apa -apa , kan malah aman !” Hal itu sih sah -sah saja , asal memerhatikan hal- hal berikut :

1. Usahakan bayi tidak menghadap ke tembok . Posisi ini bisa menyebabkan bayi menyusup ke arah tembok dan sulit bernapas .
2. Upayakan bayi tidak berada di tengah -tengah antara kedua orangtuanya. Justru ,
bayi berada di posisi paling awal atau depan. Setelah itu, disusul ibunya, ayahnya, atau kakaknya .
3. Posisi ibu sebaiknya agak meringkuk. Bagian atas bayi tertahan tangan Moms. Dan bagian bawah bayi tertahan dengan paha Moms.
4. Jika diperlukan, tempat tidur itu diberi tambahan pagar pembatas.

Periksa bayi saat terjatuh!

1. Apakah bayi mengalami muntah berulang dan menyemprot?
2. Apakah bayi itu rewel dan sulit dihibur?
3. Periksalah kepala bayi. Apakah di kepala bayi timbul benjolan di bagian depan
atau belakang kepala?
4. Saat digendong, apakah bayi hanya mau berada dalam satu posisi saja ?
5. Periksa apakah tangannya mau digerakkan atau ada tulang yang patah ?
6. Lakukan observasi selama 2- 3 hari . Bagaimana aktivitasnya , seperti bermain,
makan-minum , dan lain sebagainya . Apakah ada perubahan atau tidak ?
7. Bila selama 2 -3 hari ada tanda -tanda membahayakan, seperti muntah berulang dan menyemprot, rewel, aktivitas tidak seperti biasanya, dan sebagainya. Segera periksa bayi ke DSA!

Kriteria tempat tidur bayi

1. Matrasnya jangan terlalu empuk.
2. Pembatas tempat tidur lebih baik berbentuk vertikal , bukan horizontal.
Mengapa? Supaya bayi yang sudah bisa memanjat tidak memiliki pijakan untuk
memanjat atau melompat.

Tip aman tidur bareng bayi!

1. Pastikan tempat tidur itu nyaman bagi bayi.
2. Jangan letakkan selimut tebal di dekat tempat tidur.
3. Jangan biarkan bayi mendekati bantal. Singkirkan barang- barang yang lunak ,
boneka mainan , misalnya .
4. Pastikan tidak ada barang-barang yang berserakan di tempat tidur, seperti pakaian, mainan , kain, dan sebagainya.
5. Beri pembatas pada pinggir tempat tidur. (Mom & Kiddie/)00

source: Okezone

No comments: