Sunday, November 14, 2010

Persalinan Caesar or Normal?

Bismillah...

Sebenarnya belum saatnya bicara mengenai melahirkan, but ok lah, kan cuma artikel aja.
Kemarin lalu saya dan beberapa temen perempuan di kantor membuka sebuah topik "mau melahirkan dengan cara bagaimana."
Jawabnya sudah bis aditebak, pastilah setiap orang menginginkan melahirkan Normal. meski diantara salah satu teman sya ada juga yang melahirkan caesar setelah 2 kali melahirkan normal. tapi kan ada alasan kenapa melakukan tindakan tersebut.

Tapi, kemudian seorang teman yang belum menikah dengan pasti mengatakan bahwa dirinya tak ingin melahirkan secara normal, alasannya? hehehe ga mau sakit ambeien katanya. Untuk itu dia memilih nantiya kalau melahirkan mau pilih operasi caesar saja "ga" kerasa sakitnya hehehe... Padahal secara mitos pinggul dia besar kan mudah melahirkan hahahaha ***sekali lagi ini hanya mitos pinggul besar jangan dipercaya ya bun....

Back to Topic.

Sebenarnya enak mana sih melahirkan normal sama caesar?
mungkin itu sebagian pertanyaan yan gterlintas di hati bunda, saya juga sebenarnya sedang berpikir tentang hal itu makanya saya menulis uneg2 ini.

Menurut yang saya baca dari buku dan beberapa net dan pengalaman dari saudara yang pernah di caesar mengatakan, operasi caesar itu ga sakit, tau-tau baby keluar. TAPI....... ini dia, tapinya ini yag bikin ngeri, efeknya itu bakal muncul di kemudian hari loh. Nah loh ngeri kan.
Sedang kalo melahirkan normal emang sakit tapi kan semua perempuan kan bakal melahirkan, begitu pun ibu kita dulu ketika melahirkan kita, iya kan. melahirkan adalah kodrati seorang perempuan dan bisa melahirkan merupakan suatu kebanggaan tersendiri seorang perempuan.

Mengapa harus memilih mau melahirkan yang bagaimana? bukankah melahirkan itu tidak bisa direncanakan? semua terserah pada keadaan ketika kontraksi itu terjadi.

Then, buat bunda atau calon bunda yang mau tahu serba serbi persalinan caesar simak baik2 ya, berikut ini ada beberapa alasan mengapa operasi caesar harus dilakukan yang saya kutip dari bundainfo.com :
  • Plasenta previa (ari-ari menutupi jalan lahir).
  • Bayi besar (tidak sesuai ukuran panggul).
  • Letak bayi melintang (sungsang).
  • Karena gawat janin. Ciri-cirinya, denyut jantung lemah, kondisi bayi tidak baik karena kelamaan di dalam, air ketuban habis atau trauma karena proses persalinan yang lama, sementara pembukaan tak maju-maju.
  • CPD atau Cephalo Pelvic Disproportion (proporsi panggul dan kepala bayi yang tidak pas, sehingga persalinan macet).
  • Terjadi kegawatan pada bayi, misalnya kekurangan oksigen.
  • Fungsi plasenta yang tidak terlalu bagus karena lewat batas waktu atau ada penyakit tertentu.
  • Kepala bayi jauh lebih besar dari ukuran normal (hidrosefalus).
  • Fetal distres (detak jantung janin melambat).
  • Masalah kesehatan ibu yang mengharuskan operasi caesar.
  • Herpes genital, ruam kulit yang disebabkan oleh virus yang menyerang alat kelamin.
  • Hipertensi (penyakit tekanan darah tinggi).
  • AIDS atau Acquired Immune Deficiency Syndrome.
Ibu yang melahirkan anak pertamanya melalui operasi, persalinan kedua tidak harus operasi. Dengan sayatan sejajar dengan garis perut dan kondisi kehamilan setelahnya baik, persalinan berikutnya tak selalu harus melalui operasi. Mungkin saja persalinan pertama terjadi karena plasenta previa atau terjadi persalinan macet, sementara pada kehamilan kedua kondisinya baik-baik saja sehingga persalinan normal bisa dilakukan. Apabila persalinan pertama dan kedua melalui operasi caesar, persalinan ketiga harus operasi juga dan tidak boleh hamil lagi. Jadi yang memutuskan seseorang melahirkan melalui operasi caesar atau tidak itu dokter. Sebenarnya, sejak pemeriksaan kehamilan sudah diketahui bayi bisa lahir normal atau harus operasi. Di bawah ini ada beberapa saran dan tips tentang operasi caesar:
  1. Perlu persiapan, baik fisik maupun mental. Dalam hal ini dokter harus memberi tahu kepada ibu tentang proses operasi itu. Misalnya akan disuntik di bagian punggung atau dibius. Usahakan agar operasi caesar dilakukan jika hal tersebut merupakan upaya terakhir dan jalan terbaik bagi sang ibu dan janin.
  2. Banyak berdoa.
  3. Minta dokter untuk melakukan metode jahitan terbaik yang bisa meminimalisasi bekas luka.
  4. Luka bekas operasi jangan sampai kena air.
  5. Lakukan penggantian perban dengan hati-hati, larutan betadin jangan sampai terlalu banyak ketika mengganti perban tetapi diusahakan kesat sehingga perban tidak menempel ketika harus diganti.
  6. Dokter juga harus memberi tahu kepada ibu bahwa setelah operasi ada beberapa ketidaknyamanan yang akan dirasakan, seperti tidak boleh minum beberapa saat dan tidak boleh banyak bergerak.
  7. Dengan operasi caesar, maka kehamilan berikutnya akan lebih besar risikonya. Sebab, ada luka bekas operasi yang punya potensi untuk robek ketika melahirkan. Karena itu, agar lebih aman, maka kehamilan berikutnya setidaknya enam bulan setelah operasi caesar dilakukan. Semakin lama kehamilan berikutnya, akan semakin baik bagi ibu.
  8. Tidak ada pantangan dalam makanan. Sehabis dioperasi ibu dianjurkan untuk makan makanan yang mengandung banyak gizi dan vitamin, khususnya protein, gunanya untuk membangun sel-sel.
  9. Beraktivitas seperti biasa, namun untuk mempercepat proses penyembuhan pasca operasi hindarilah aktivitas dan olahraga yang berat. Jalan sehat tetap bisa dilakukan asal tidak terlalu berat.
salam,


oier



No comments: